19. Jantung yang berdebar

191 22 2
                                    

28.11.22



‼️ TYPO
‼️VOTCOM setelah baca






Gleg... gleg...


Ciuman mereka terpisah secara spontan  tepat suara itu datang mengejutkan.  Napas keduanya  memburu. Mark berada di atas Jaemin menatap dengan mata sayu, sementara Jaemin memalingkan wajah ke sisi lain.

"Heh? Ini terkunci?"

"Mungkin ketua kelas sengaja menguncinya?"

"Tidak mungkin."

"Sudahlah. Ayo pergi..."


Bertindak lebih hati - hati Jaemin mendorong dada Mark pelan, dia beringsut mundur, menduduk diri dan berdiri, yang kemudian di ikuti oleh Mark.

Berdandan mengenakan baju wanita adalah hal memalukan  untuk di lihat oleh Mark pada awalnya, tetapi itu telah hilang setengahnya setelah mereka memiliki percakapan ringan dan kesepakatan bersedia  membantu Mark untuk berlatih.  Tetapi sialnya, kejadian tak terduga itu datang padanya dan Mark.

Sekarang Jaemin jauh lebih malu dari penampilan yang melekat di tubuhnya.

Jaemin masih berusaha memalingkah wajah dari tatapan Mark, dia tidak peduli seperti apa  rupa Mark sekarang, dia tidak ingin melihat apapun itu. Yang ia sedang pikirkan tentang dirinya sendiri telah menanggung rasa malu dan merasa bodoh, bagaimana ia berakhir membalas ciuman Mark lakukan.

"Jae— "  Mark berpaling cepat ketika Jaemin bergerak seperti desiran angin, menggeser pintu dengan sentakan besar.

Jaemin keluar, lari sekuat tenanga yang ia punya, membawa hati yang terguncang di sertai rasa malu.

Isi kepalanya mendorong ia harus pergi menghindari Mark dan segara untuk melepas pakian maid. Datang ke ruang kosong penyimpanan (ruang ganti), Jaemin mengubah penampilan, menghapus make up, memakai seragam sekolah lalu kembali ke caffee. Dia tidak peduli jika perubahannya di protes, waktu dengan baju Maid sudah cukup memenuhi, paling tidak Jaemin tidak benar - benar kabur dari tugasnya disana.

Ah— Dia setengah kabur karena membantu Mark  berlatih yang berakhir melenceng.

"Aahh... ini memalukan!" Tangan Jaemin berhenti tepat ia akan menggesar pintu ruangan akan keluar. Kepalanya menunduk, menatap lantai. Wajahnya merah seperti udang rebus.

Jaemin masih dapat membayangkan begitu memalukan adegan itu. Bagaimana bisa yang awalnya dia memberontak berakhir menikmati ciuman Mark, bahkan mengimbangi setiap detik pergerakan lidah itu.













Kejadian sebelumnya...





"Maukah kau berdansa denganku?" Mark mengulurkan tangan. Sedang memerankan sebagai pangeran yang mengajak seorang gadis bernama Cinderella untuk berdansa, sebuah pesta besar yang di adakan di kerajaannya.

"Mh."

Jaemin merespon dengan baik. Ketika ia melangkah mendekat, karena gugup Jaemin tidak sengaja menginjak kakinya sendiri, ia  tersandung begitu konyolnya.

Mark yang berada di hadapannya tentu saja reflek menangkap tubuh limbung Jaemin yang akan jatuh. Dengan kesigapan penuh Jaemin selamat di pelukan Mark

"Kau benar - benar ceroboh..." Mark bersuara lirih di samping telinga Jaemin.

Jaemin berdesir kaget oleh bisikan itu. Secara reflek dia mendorong Mark tetapi akibat gerakan mendadak itu justru berakhir membuat keduanya jatuh bersamaan, dengan Jaemin berada di atas Mark.

Wrong But True | MarkMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang