21. Pentas di atas panggung

152 25 7
                                    


27.01.23

‼️ TYPO ‼️
‼️ VOTECOM ‼️





Tiba hari festival keadaan Lucas belum benar - benar pulih. Dia masih merasakan lilitan kram di otot perutnya. Terbaring di ranjang dengan pikiran membenak, Lucas di landa perasaan bimbang.

Ucapan Mark atau kepercayaan nuraninya pada seseorang.

Cukup lama dia merenung di tempat sampai pada akhirnya ia memutuskan beranjak pergi diam - diam mengambil resiko. 

Langkah mengendap - mengendap agar bisa lolos dari sang ibu yang sedang menonton televisi di ruang santai, berhasil dia lewati.

Taksi online yang ia pesan secara mendadak dia dapat setelah Lucas menunggu di halte bus.


Ketegangan di rumah hantu mereda usai satu - persatu berhasil menemukan pintu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ketegangan di rumah hantu mereda usai satu - persatu berhasil menemukan pintu keluar. Keadaan sangat kacau,  semua menyebar dari formasi awal kedatangan. Haechan kehilangan Mark disisinya, pada saat keributan yang mengagetkan sesuatu yang tak terduga adalah bagaimana bisa bawah orang yang ia peluk berubah sosok.

"Kenapa bisa mereka membuat tempat seperti itu... benar - benar menyeramkan."

"Aku bersumpah tidak akan mau dalam ketempat seperti ini!"

"Wajahmu... hahaha... wajahmu sangat pucat..."

"Hahaha... ini menyenangkan, bukan."

"Aduhh... lututku masih gemetar. Bajingan itu kenapa mengincarku. Sialan!"

"Haechan kau baik - baik saja?" Satu dari mereka bertanya, sebab Haechan memiliki reaksi yang berbeda, pemuda itu nampak diam mematung menatap pintu sejak tadi.

"Iya, aku baik - baik saja."

Kemudian dua orang yang tertinggal baru saja tiba. Mark dan Jaemin keluar sambil bergandengan tangan dan begitu mereka telah ditunggu, Mark menyergap tangan Jaemin yang akan lepas lalu menyembunyikan dibalik punggungnya.

"Apa kau pingsan di dalam? Kenapa kalian begitu lama... hahaha."

Wajah pucat pasi Jaemin menjadi sorotan yang membuat mereka menertawakan keadaan itu.

"Lorongnya begitu banyak." balas Mark.

"Di dalam sangat menjengkelkan." Jaemin menggerutu.

"Ku pikir kalian tidak akan bisa keluar."

"Aku akan membunuh Sungchan!"

Mereka saling mengerutu, meledek, tertawa dan bercerita satu sama lain saat kejadian di alami di dalam sana. Sedangkan Haechan masih diam di antara gerombolan itu sampai seseorang datang menghampiri.

"Hey, kalian... ketua mencari kalian."

"Apa sudah waktunya?"

"Kalian harus bersiap - siap"

Wrong But True | MarkMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang