12. Memo

187 23 6
                                    

*17.09.22



Saat pagi datang. Mark membayangkan, ketika kedua matanya terbuka wajah Jaemin memenuhi awal dunianya hari ini.

Wait...

Mark langsung beranjak dari kasur, keluar mencari keberadaan Jaemin. Lelaki itu sudah tidak ada rumahnya.

Benar. Jaemin sudah pergi sebelum Mark bangun. Syukur perintah otaknya dapat bekerja, tubuh itu bangun dengan sendirinya pada jam 5 pagi.

Sang Ibu yang sedang sibuk di dapur sempat terkejut mendapati Jaemin sudah duduk di meja makan dengan seragam sekolah.

"Tumben sudah bangun? Apa ada kelas pagi - pagi sekali?" Ny. Na bertanya. Kedua tangannya sibuk menggoreng telur, sosis yang kemudian berlanjut menumis sayuran brokoli campur potongan wortel dan kol.

"Iya, Bu. Hari ini jadwal piketku." Jaemin berbohong. Sebab semalam kepergiannya tidak berizin, dan Ny. Na tidak tahu bahwa kemarin malam dia tidur di tempat Mark.

Itu yang di Jaemin tahu.

"Oh, benarkah? Anak ibu sangat bertanggung jawab dengan tugasnya." Masakan sederhana itu selesai. Segera di sajikan ke meja makan. Mangkuk berisi nasi, begitu dengan lauk - pauk semua di atas meja, memberikan pada Jaemin untuk sarapan bersama. 

"Mh, seperti Ibu." katanya dan berucap terima kasih pada Ibunya untuk sarapan pagi ini.

Ny. Na tersenyum. Memperhatikan wajah tak semangat dari anaknya, Ny. Na tidak berniat menyinggung.

"Bentomu. Ayo masukan ke dalam tas sekarang."

"Iya." Jaemin menurut.

Kurang lebih menghabiskan 10 menit, Jaemin berpamit. Ny.Na juga akan pergi setelah membersihkan segala sesuatu dirumah.



Sesampainya di kelas Jaemin ambruk di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sesampainya di kelas Jaemin ambruk di atas meja. Menjadikan tas sebagai bantal, Jaemin menutup mata sambil menunggu  kelas ramai atau jam kelas tiba.

Matanya mengantuk, ingin tidur namun isi kepalanya begitu ribut mengingat kejadian semalam.

"Ahhaaaaa~ aku kurang tidur gara - gara dia."

Membuka mata, dia melamun.

"Apa yang terjadi sekarang sejak awal adalah sebuah kesalahpahaman... dan semakin buruk karena aku tidak mencoba memperbaikinya."

Jaemin menghela lesu. "Aku tidak tahu caranya memperbaikin kesalahpahaman ini... banyak yang ku takutkan... dan..."

Dari semua ketakutkan yang dia punya untuk Haechan dan Mark. Ada satu ketakutan  lain berjalannya waktu untuk dirinya sendiri. Bagaimana jika nanti perasaanya tidak ada di tempat saat sekarang ini.

Wrong But True | MarkMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang