*6.09.22
Ini sama sekali bukan yang Haechan bayangkan.
Kencan dengan Mark itu benar.
Akan tetapi bersama tiga orang lainnya. Tidak dia harapkan.
Haechan tidak habis pikir bagaimana bisa kebetulan bertemu mereka bertiga di gedung bioskop yang sama sementara ada bioskop lain.
"Masih ada satu jam lagi dari jam tayang. Jadi kita masih ada waktu untuk berkeliling, kan?" saran Lucas. "Bagaimana kalau kita jalan - jalan sebentar bersama."
Jaemin cukup tahu suasana hati Haechan yang tidak berharap di ganggu. Sangat tahu sebab mereka sedang melakukan kencan. "Aku dan Sungchan akan ketoko buku, iya kan, Sungchan?" Jaemin menoleh menatap Sungchan dengan bola mata melotot.
"Ahh... iya, kami ketoko buku." timpalnya.
"Kalau begitu kita semua kesana saja." Mark menyarankan.
"Tidak! — ah... maksudku. Kenapa kalian harus ikut. Bukankah kalian berdua sebenarnya sedang berkencan?"
Mark dan Haechan saling beradu pandang saat Jaemin berbicara seperti itu, dan kemudian Haechan berbicara." Tidak. Kita hanya menonton bersama, bukan berati kita sedang dalam hubungan semacam itu." katanya sedikit gugup.
Jaemin berkening kening. Heran tentu saja. Apa itu pilihan Haechan? Bahwa hubungan mereka berdua di sembunyikan, lalu untuk apa hanya dirinya yang di perbolehkan tahu.
Dan kenapa...
"Kenapa? Kenapa Mark diam saja? Apa itu kesepakatan mereka berdua? Atau..."
"Ahh! Begitu!? Sudah ku duga...!" Racau Lucas.
"... hanya Haechan yang menganggap mereka berkencan?"
"Mana mungkin kalian berkencan, kan?"
Disituasi itu Jaemin memperhatikan semua wajah dan reaksi mereka berempat. Bagaimana Haechan yang terkekeh namun sorot mata menujukan kekesalan. Seperti apa Lucas yang antusias dalam keributan bodohnya, lalu Mark yang diam sesekali melihat ke arah Jaemin balik mengamati, dan Sungchan yang tidak begitu peduli.
"Tidak... tidak... Haechan mengatakan bahwa mereka berdua yang memutuskan."
Terasa aneh dan memikirkan itu membuat kepala Jaemin pusing menebak - menebak hubungan mereka berdua. "Pergilah dulu. Aku ingin ketoilet." kata Jaemin yang berlangsung pergi meninggalkan mereka.
"Kalian duluan saja ketoko buku. Aku akan menyusul Jaemin." Sungchan bersuara.
"Hoo! Ya sudah kalau begitu." balas Lucas.
Sungchan pergi. Lucas merangkul Mark membawa langkah mereka ke toko yang di tuju tidak jauh dari tempat bioskop. Haechan di jalan di belakang mereka cemberut. Menurutnya Lucas pengacau. Sementara itu Mark merasa cukup baik Lucas tiba -tiba datang tepat satu jam sebelumnya dia melakukan panggilan.
"Mark, kau di rumah ayahmu atau Apertemenmu?"
"Tempatku, kenapa?"
"Aku ingin main ketempatmu."
"Tidak bisa. Aku akan pergi menonton di bioskop bersama Haechan."
"A—apa? Kapan? Sekarang?"
"Iya."
"Dimana?"
"Antrium Flex."