*15.11.22
Teng ... teng ... teng...
"Oh, sudah tiba jam istirahat?"
Siwon berdiri dari meja, merapihkan buku materi, dia berkata. "Kita lanjutkan kelas akhir... Selamat istirahat semua."
"Baik paaaaaakk!"
Siwon bergegas meninggalkan ruang kelas. Anak - anak mulai berhambur pergi keluar kelas setelah guru jalan menjauh.
Haechan di meja datang menghampiri Mark. "Mark, ayo..."
"Mh." Mark bangkit mengikuti langkah Haechan yang mendahuli, meninggalkan kelas Mark sempat melirik Jaemin yang sedang berbicara bersama Sungchan dengan raut ceria, itu sangat kontras ketika mereka bahkan tidak sengaja tertemu pandangan.
Mereka satu arah menjadi diam dan berakhir berpaling dengan ketidaksukaan.
"Pffhhh..."
"Berhenti meledekku, sialan." Senyum Jaemin mendatar beberapa saat ketika pandangannya teralihkan pada punggung Mark yang menghilang. Dia tidak mengharapkan kelembutan dari Mark, karena tahu laki - laki itu memiliki harga diri setinggi langit.
"itu pasti cocok untukmu" Sungchan sedang meledek kostume yang akan di kenakan Jaemin sore nanti.
"Aku melarangmu untuk datang!" Jaemin meledak kesal.
"Hee~~ itu tidak mungkin... hahaha"
"Oh, apa kau tidak pergi ke kantin?" tanya Sungchan setelah merasa cukup puas meledek.
"Tidak. Aku membawa bento."
"Tidak ada larangan kau makan disana."
"Aku ingin makan disini saja."
"Membosankan. Bagaimana kalau kita ke atas."
"Oh, ide bagus."
"Ayo."
Mereka berpisah di koridor. Jaemin lebih dulu pergi ke atap gedung. Sungchan pergi ke kantin membeli makanan, disana dia melihat Mark dan Haechan makan bersama.
Tiba lebih dulu. Jaemin mengirup udara dalam - dalam lalu menghebuskan secara perlahan. Dia menarik senyum yang di paksakan. Dia perlu menyembunyikan mood buruknya dengan kecerian karena hari ini sangat di perlukan.
"Ayo! Jangan pikirkan apapun soal dia hari ini." Duduk membuka kotak bento, meletakan di atas paha, Jaemin mulai memakan masakan Ny. Na. Sajian sederhana seperti biasanya namun Jaemin tidak akan pernah mengeluh, bahkan jika masakan sang ibu terkadang rasanya sedikit melenceng. Baginya baik - baik saja selama itu buatan tangan sang Ibu.
Melahap sepotong demi sepotong. Sungchan datang membawa satu kantung plastik, ada dua minuman, salah satunya di berikan pada Jaemin.
"Untukmu." Sungchan duduk di samping Jaemin. Nasi kepal yang di dapat mulai di nikmati.
"Terima kasih, kau baik sekali. Gratis, kan?"
Sungchan tidak menjawab hanya terkekeh geli.
"Ngomong - ngomong. Aku dengar Mark menggantikan Lucas, ya?" Sungchan bertanya, sesudah menatap Jaemin, ia teralihkan pada perubahan awan. Wajahnya mendongak melihat cuaca sedikit mendung.
"Ini buruk kalau hujan turun."Jaemin ikut memperhatikan. "Wahh... iya." Lalu menanggapi ucapan Sungchan sebelumnya, "Iya, aku mendengarnya juga."
"Itu akan baik - baik saja, kan?"