28. Ajakan

182 14 4
                                        

‼️ TYPO‼️
‼️VOTECOM‼️








01.07.25

Mark benar-benar kesulitan menolak Flora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Mark benar-benar kesulitan menolak Flora. Gadis itu terus mendesaknya, ingin tahu apa yang sebenarnya dilakukan Mark di luar jam sekolah. Meskipun sudah berkali-kali dijelaskan, Flora tetap bersikeras dan memaksa Mark agar membiarkannya ikut.

Padahal sejak awal, Mark hanya berniat mengajak Jaemin. Namun semuanya berubah. Kini mereka bertiga datang sebagai pengunjung, — Jaemin, Flora, dan Jisung, yang tidak punya pilihan selain ikut karena ditarik-tarik oleh Flora.

Mark datang menghampiri mereka sambil membawa tiga cangkir es kopi di atas nampan. Tanpa banyak bicara, ia meletakkannya satu per satu di atas meja.

Suasana sangat canggung. Tidak ada yang bicara, begitupun Jaemin. Karena merasa tidak nyaman di hadapan dua orang  yang belum 24 jam dikenalnya, terlebih jika di perhatikan dari sikap keduanya sama sekali  tidak berniat bersikap akrab denggannya, jadi  Jaemin berpikir untuk apa dia masih disana.

"Aku pulang, ya. Ibuku pasti sudah menunggu," katanya pelan sambil berdiri dari kursi.

Mark hanya mengangguk. Tapi sebelum Jaemin sempat melangkah pergi, Mark menahan. "Tunggu sebentar."

Ia berjalan ke arah counter, membuka etalase, dan mengambil sepotong kue. Dengan cekatan ia membungkusnya, lalu kembali menghampiri Jaemin.

"Ini. Makanlah di rumah," katanya, bibir Mark tersenyum kecil, menyerahkan bungkusan kecil itu.

Jaemin membalas dengan tersenyuman yang sama. "Terima kasih." Ia mengambil kue itu, lalu berpamitan. Mark mengantarnya sampai ke pintu.

Dari dalam kafe, Flora dan Jisung hanya bisa memperhatikan. Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka, tapi pandangan Flora tak bisa bohong. Sorot matanya penuh rasa tidak suka, —kecemburuan yang begitu jelas, dan Jisung orang pertama yang selalu menyadari perubahan  Flora jika sudah  bersangkutan tentang Mark.

Ia menatap Flora sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela, yang tak sengaja menangkap pergerakan Jaemin  pelan- pelan menjauh dari Cafe. Ada banyak yang ingin dikatakan, tapi ia memilih diam.

Beberapa detik hening.

Flora menggulir-gulir sedotan dalam gelas kopinya, membiarkan es mencair pelan. Pandangannya tertuju pada tempat Mark berdiri, yang kemudian  lelaki itu beralih memunggungi mereka.

"Apa mereka sangat dekat... sampai..." ucap Flora pelan, mengantung, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri.

Jisung menoleh pelan, tapi tak langsung menjawab, memperhatikan gerak gerik Flora yang setengah melamun. Dari cara matanya menatap kosong gelas dan jemarinya memaikan sedotan, sangat terlihat isi kepalanya sedang berkeliaran.

Wrong But True | MarkMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang