2.02.23
‼️ TYPO‼️
‼️VOTECOM‼️Setelah melakukan pengecekan laboratorium, di ketahui bahwa di dalam tubuh Haechan terdapat cairan obat pencerna, beruntungnya dosis itu tidak tinggi, sehingga pemberian antibotik yang di berikan cepat meredakan penyebaran zat itu.
"Haechan!"
Haechan menoleh tenang di bangkarnya, melihat Ibunya datang dengan kemarahan setelah dokter membawanya bicara, sesuatu yang berlebihan pasti telah memperngaruhinya.
"Apa kau di rundung di sekolah?"
"Tidak, Ma"
"Lalu apa kau sengaja membiarkan dirimu meminum obat pencernaan. Apa itu masuk akal?"
Haechan terlihat tidak peduli akan kemarahan sang Ibu, membuat Ny. Haelen cemas dan murka. Berpikir bahwa Haechan sengaja menyembunyikan sang pelaku.
"Katakan padaku. Siapa anak yang merundungmu? Mama tidak akan ambil diam saja!"
"Ma... tidak ada siapapun yang melakukan itu padaku."
"Apa itu Jaemin?"
Haechan diam, tidak langsung menjawab. Suasananya semakin memburuk tepat Ibunya datang mengacau pikirannya.
"Bukan." balas Haechan dengan nada malas. Meski Haechan tidak tahu tuduhan sang ibu berdasar atau tidak, tetap menurut Haechan, dia yakin Jaemin bukan pelakunya. Sebab, Jaemin tidak berada di sekitarnya selama pertunjukan, dan tidak terlihat gelagat mencurigakan saat mereka berada di situasi yang sama.
"Haechan!"
Haechan mendengus kesal. Isi kepalanya sedang penuh, di tambah Ibunya bertingkah sangat berisik.
"Mungkin saja dia yang melakukannya?!" Walaupun mendapatkan sangkalan dari anaknya sendiri, Ny. Haelen tak lantas mau nemerima pengakuan begitu saja.
"Kau lihat, bagaimana bisa anak itu tiba - tiba menggantikanmu disana. Bukankah itu artinya seseorang sudah merencanakannya... kau di racuni, dengan begitu dia dapat mengambil alih peran itu ... Jelas! itu sudah Jelas Jaemin pelakunya!"
"MAH!" Haechan habis kesabaran, dia merengek kesal, "bukan Jaemin! Bukan dia pelakukan, oke?!"
"LALU SIAPA? SIAPA YANG MELAKUKANNYA!"
Haechan diam. Sama tidak tahu siapa pelakunya. Tapi, kalau pun tahu, dia tidak akan memberitahukan pada ibunya.
"Jawab Mama, Haechan!"
Haechan masih diam. Begitu melihat kedua mata anak putranya berlinang Ny. Haelen menyadari suara tingginya telah melukai hati anak itu.
Ny. Haelen melunak. Dia mendekat lalu memeluk Haechan "Maafkan, mama sayang. Mama tidak bermaksud membentakmu. Mama tidak suka seseorang membuatmu celaka. Mama hanya khawatir... apapun itu, tolong bicaralah padaku." Usapan di punggung yang Haechan rasakan, adalah bukti kasih seorang ibu yang begitu mengkhawairkan anaknya.
Haechan mengerti itu. Tetapi untuk saat ini Haechan tidak membutuhkan pembelaan darinya. Jika sang ibu ikut campur dan terungkap, situasi tidak akan menguntungkan apapun untuknya.
"Mama, tolong untuk tidak membesarkan masalah ini. Haechan akan mencari tahu dan menyelesaikannya sendiri."
"Tapi, sayang..."
"Haechan mohon. Jaemin bukan pelakunya, Ma."
"Kau sungguh bukan, dia? Kau tidak berusaha menutupi-nutupinya,'kan?"