39

2.6K 128 1
                                    

[ happy reading ]

Seperti biasa, saat waktu senggang Bulan bermain kerumah Rangga untuk menami Rey seperti biasa.

Kinan sudah balik ke asalnya dan pasti Rey sangat kesepian karna tidak ada aunty nya, walaupun sering di jahilin tetap saja Rey kangen.

Rey masih dalam gendongan Bulan, sedari tadi Bulan bolak balik ke halaman belakang dan dapur supaya Rey tidur, tapi mata Rey masih saja terbuka lebar.

"Rey ga ngantuk?" Tanya Bulan.

Rey menggeleng pelan, ia menaruh kepalanya di dada Bulan.

Bulan mengelus punggung Rey, ia mengerti jika Rey masih rindu akan onty nya.

"Rey semangat dong, kalo Rey sedih Bunda juga ikutan sedih...,"

Rey mendongak menatap mata Bulan, ia memperlihatkan senyumnya.

"Ini Rey ga sedih Bunda...,"

"Rey jangan sedih terus, Rey mau bunda ikutan sedih hm?"

Rey menggeleng dan memeluk Bulan, ia tidak mau Bundanya sedih karna dirinya.

***

Akhirnya berhasil perjuangan Bulan supaya Rey tidur, dirinya masih puk puk pantat Rey jika tangannya berhenti pasti Rey yang malah melalakukannya sendiri. Ia gemas dengan tingkah laku anak nya.

Tangannya mencari handpone disaku celananya,dapat. Ia membuka chat dan ada chat dari Rangga untuk datang ke cafe **** pada siang ini dan dia terlambat.

Bulan keluar dengan langkah pelan supaya Rey tidak sadar, dia memanggil baby sister baru Rey yang bernama Yuni, yang kemarin pamit undur diri karna keluarga di kampungnya.

"Mba, Rey tolong jagaian ya. Botol susu nya sudah saya siapin di kamar Rey," Bulan memberitahu.

"Iya non."

***

Mata Bulan mencari keberandaan Rangga, dirinya sangat buru-buru takutnya Rangga sudah pergi. Namun yang diduga salah, Rangga masih duduk anteng di sebuah dalam Cafe sambil memainkan laptopnya.

"Mas, kamu udah nungguin lama ya?" Ucap Bulan pelan merasa bersalah.

Panggilan Bulan kepada Rangga sudahlah 'mas' karna Rangga kan juga sudah akan menjadi calon suaminya masa iya tidak ada perubahan nama. Panggilan?

Rangga tersenyum tipis dan menggeleng, "Gue juga baru dateng,"

"Masa sih?" Ucap Bulan tak percaya, padahal Rangga yang mengirim pesan.

"Iya sayang, sini duduk." Suruh Rangga.

Bulan duduk dengan kepala yang bersandar, ia menikmati setiap elusan lembut di kepalanya.

Tentang pernikahan mereka, sudah di atur oleh Alexander dan Lela. Dan munglin akan dilaksanakan secepatnya.

"Kenapa aroma lo bikin candu?"

BULAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang