"Bagi gue keluarga bukanlah tempat kebahagiaan. Keluarga gue memang utuh tapi hampir runtuh. Bersatu namun tidak pernah menyatu"
~Ahsayad Geandra Marcelo~Ana baru sampai di kelasnya. "Hallo guys" Sapa Ana saat sudah sampai di bangkunya.
"Piket woy" Ucap Syifa menyuruh Ana untuk piket kelas.
"Hari apa sekarang?" Sudahlah Ana memang pelupa.
"Jum'at" Jawab Salsa.
"Ouh iya gue piket lupa" Ucap Ana dengan menepuk jidatnya. "Siapa yang belum piket?" Lanjutnya bertanya.
"Ahsyad sama Malfin" Jawab Syifa.
Mata Ana langsung berbinar. Ia langsung berlari mengambil sapu. Ana mulai menyapu tak butuh waktu lama Ana sudah menyelesaikan piket nya. Karena tugas sapu menyapu adalah hal kecil bagi Ana.
Syifa dan Salsa mengerutkan keningnya. Mereka berdua saling pandang melihat tingkah Ana yang sanggat membingungkan. Tumben Ana semangat banget piket. Pasti ada apa apanya nih..
"Ana kesambet apa?" Tanya Syifa.
"Tau" Jawab Salsa yang juga tidak mengerti.
"Napa lo An kok semangat gitu piket?" Tanya Syifa saat Ana sudah selesai piket.
"Bukan semangat tapi harus cepet. Soalnya biar tu anak dua buang sampah." Jawab Ana dengan mrnaik turunkan alisnya. Malas sekali dia buang sampah.
"Tu anak dua ngak mau buang sampah" Ucap Syifa.
"Kata siapa?" Tanya Ana.
"Tadi gue suruh ngak mau" Jawab Syifa.
"Sal lo suruh Ahsyad buang sampah dong" Suruh Ana.
"Lah kok gue" Ucap Salsa.
"Udalah sal sana sapa tau kalau lo yang suruh mereka mau" Timpal Syifa.
"Iya iya" Jawab Salsa. Ia mulai berjalan ke arah Ahsyad dan Malfin.
"Syad, Fin kalian buang sampah itu ya" Ucap Salsa menyuruh Ahsyad dan Malfin membuang sampah.
"Ogah" Jawab Ahsyad.
"Ngak mau, suruh aja yang lain" Ucap Malfin.
Salasa menghembuskan nafasnya ia kembali lagi ke bangkunya. "Ngak mau katanya" Ucap Salsa saat sudah tiba di bangkunya.
"Yaudah gue aja yang nyuruh" Ana bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke bangku Ahsyad dan Malfin. Dengan diikuti Salsa dan Syifa di belakangnya.
"Buang tu sampah" Ucap Ana saat suda samapai di bangku Ahsyad dkk.
"Kalau gue ngak mau gimana?" Tanya Ahsyad menantang.
"Ouh gak mau ya" Ucap Ana dengan tersenyum pertanda macan betina akan marah.
Ahsyad dan Malfin saling pandang dan tapa aba aba mereka langsung berlari keluar kelas.
"Ahsyad!!! Malfin!!! " Teriak Ana yang sangat melengking.
"Buang aja sampahnya sendiri!" Ucap Ahsyad dari ambang pintu kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Teen FictionPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...