"Tidak semua orang bisa di lihat dari penampilannya, tapi terkadang
penampilan juga bisa memperlihatkan seperti apa orang itu"
~Ana Alexandria Elzarizkia~"Assalamu'alaikum, bunda!! Abang!! Ana pulang!!" Teriak Ana yang baru pulang dari sekolah. Ia berjalan memasuki rumahnya. "Yuhu bunda.. abang!!"
"Waalaikumsalam, jangan teriak teriak dong dek, ada tamu loh" Ujar Tania yang menghampiri Ana.
"Hah tamu? Siapa bunda?" Tanya Ana dengan menyalami tangan bundanya.
"Tu, kayaknya sih pacarnya abang" Ujar Tania dengan suara yang lebih pelan.Ana melihat ke arah seseorang yang dimaksud oleh bundanya. Ia menatap orang tersebut dengan tatapan yang datar tanpa ekspresi. Penampilanya seperti tante tante, pikir Ana.
"Ouh" Respon Ana. Kemudian ia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya.
"Dek ngak salim dulu sama abang?" Tanya Iky yang melihat Ana melewati nya begitu saja.
"Ngak" Jawab Ana singkat. Ia melihat ke arah Iky dan perempuan yang berada di sebelahnya dengan tatapan sinis.
"Loh kok gitu? Tumben, kenapa?" Tanya Iky. Tumben sekali Ana menjawabnya dengan singkat, biasanya Ana paling banyak bicara jika di tanya atau sedang bersama Iky.
Ana tidak menjawab pertanyaan dari abangnya. Ia berjalan terus menaiki tangga dengan wajah yang kesal. Sesampainya di kamar, Ana langsung melempar tasnya ke sembarang arah.
"Dih apaan tuh? Itu yang katanya pacarnya abang? Dih najis banget" Dunel Ana yang merasa kesal dengan orang yang di bawa oleh abangnya itu. Padahal Ana belum sempat berbicara dengannya, hanya melihat dari penampilannya saja ia sudah infil dengan orang tersebut.
"Cewek modelan kayak tante tante gitu di pilih. Mana bibirnya merah banget lagi kayak pelakor. Mata abang gue kelilipan apa gimana pas liat tu cewek ? Jangan sampek tu cewek jadi sama abang gue, dih amit amit gue punyak kakak ipar kayak gitu" Ujar Ana yang tidak sudi mempunyai kakak ipar modelan seperti mbak mbak lont*.
"Sayang" Panggil Tasya, nama pacar Iky.
"Hm, ada apa? " Tanya iky.
"Adek kamu kok kayak ngak suka ya liat aku?" Tanya Tasya yang menyadari dari raut wajah Ana.
Iky menaikkan satu alisnya, menatap ke arah Tasya. "Perasaan kamu aja kali" Ujar Iky. Tapi sebenarnya Iky juga melihat perubahan raut wajah Ana ketika melihat Tasya, namun ia tak ambil pusing akan hal itu. Mungkin saja adiknya itu tengah capek karena habis seharian sekolah.
"Tapi emang bener sayang, adek kamu tuh kayak ngak suka sama kehadiran aku" Ujar Tasya dengan merangkul tangan kekar Iky.
"Tasya aku ngak suka ya kamu bilang kayak gitu!" Tegas Iky. Ia tidak suka jika adeknya di bilang seperti itu apalagi Tasya belum kenal dengan Ana. "Adek tuh orangnya gampang akrab, cuman kamu belum kenal aja sama dia" Lanjutnya.
Tasya merasa kesal. Ia mencebikan bibirnya. "Iya iya, aku minta maaf. Kamu jangan marah dong" Ujarnya dengan menatap Iky seraya mengusap usap tangan Iky.
Iky hanya berdehem saja. Ia menoleh ke arah tangga saat melihat Ana yang sedang menuruni anak tangga. "Mau kemana dek?" Tanyanya saat melihat Ana berjalan ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Teen FictionPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...