24. Persiapan Lomba🍂

10 3 0
                                    

—Happy Reading ❤—
***

"Gak akan gue biarin siapapun
lukain Ana. Itu janji gue"
~Indra Zigara Fahran~

Pagi pagi sekali Ana sudah mandi dan selesai dengan seragam sekolahnya. Hari ini ia mengenakan seragam olahraga karena perintah dari pak Adi. Katanya hari ini ia dan juga yang lainnya harus mempersiapkan diri untuk lomba basket yang akan diadakan dalam waktu tiga hari lagi.

Ana mulai berjalan menuruni anak tangga dengan tas yang di selempangkan di tangan kanan. "Pagi bun" Sapanya ketika sudah berada di ruang makan.

"Pagi sayang" Sapa Tania dengan tersenyum hangat.

Ana kemudian duduk. Ia mulai mengambil piring yang ada di meja dan mulai mengambil nasi dan lauk.
"Abang mana bun?" Tanya nya dengan melahap nasi.

"Masih tidur di kamar kayaknya" Jawab Tania yang masih sibuk dengan dapurnya. "Oh ya sayang kamu kalau sekolah hati hati ya.. Bunda takut kamu kenapa napa di sekolah. Apalagi kayak yang kemarin. Huft jantung bunda hampir copot tau ngak" Ucap Tania dengan menghembuskan nafas gusranya.

"Iya bunda... Lagian bunda gak perlu khawatir kayak gitu lah, kan ada abang yang selalu jagain aku" Ucap Ana.

"Ya tapikan namanya naluri seorang ibu sayang.." Ucap Tania dengan menuangkan  air di gelas milik Ana.

"Bunda tenang aja dimana pun dan kapanpun abang pasti siap siaga buat jagain adek" Saut Iky dengan menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Pagi bun" Sapanya dengan mencium pipi milik Tania.

"Pagi juga sayang.. " Ucap Tania dengan memeluk kepala anaknya. "Dah kamu makan dulu, udah bunda siapin semua makananya" Lanjutnya menyuruh Iky untuk makan.

Iky mulai mengambil nasi dan menaruhnya di piring miliknya. Kemudian ia mengambil lauk dan langsung makan. "Oh ya dek nanti sekolah abang anterin ya" Ucap Iky dengan menguyah makananya.

"Bang kalau makan jangan sambil ngomong" Tegur Tania.

Kemudian Iky langsung menelan makananya dan minum. "Ya maaf bun" Ucap Iky.

"Tapi kayaknya gausah deh bang.. Aku bisa bawa mobil sendiri" Ucap Ana. Ia sudah selesai dengan makananya.

"Gak bisa dek.. Mereka itu udah tau kalau kamu adek abang. Jadi merek pasti bakal ngincer kamu" Ucap Iky dengan menghela nafas pelan. "Abang takut kamu kenapa napa. Jadi biar abang anterin kemanapun kamu pergi ya" Lanjutnya.

"Yaudah deh terserah abang" Jawab Ana pasrah dengan abangnya. Kalau udah begini urasanya ia tidak akan bisa menolak abangnya. "Yaudah kalau gitu aku pamit dulu ya bun" Lanjutnya berpamitan dengan Tania. Ia menciun punggung tangan Tania.

"Iya hati hati di jalan ya sayang.. Ingat harus jaga diri dengan baik okay" Ucap Tania dengan mencium kedua pipi Ana.

"Kalo gitu abang juga pamit ya bun" Pamit Iky, ia juga mencium punggung tangan Tania.

"Iya hati hati bang. Ingat jangan ngebut ngebut kalo bawa mobil" Ucap Tania yang mendapat anggukan dari Iky.

                                  ***
Mobil sport berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang SMA Nusa Bineka. "Sekolah yang bener" Ucap Iky saat ia sudah memberhrntikan mobilnya.

"Iya iya" Jawab Ana, kemudian ia mengulurkan tangannya berniat untuk salim pada abangnya.

"Apa?" Tanya Iky dengan menaikkan satu alisnya. "Mau minta uang?" Lanjutnya bertanya.

ANA ALEXANDRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang