21.Sekolah di Serang Part II

9 6 0
                                    

-Happy Reading❤-

***

"Sampai dia lecet sedikitpun gue pastiin lo mati sekarang juga di tangan gue"
~Indra Zigara Fakran~


"Syif liat itu Ana syif!" Teriak Ila yang melihat keberadaan Ana.

"Dimana?" Tanya Syifa, ia langsung menghapua air matanya dan menghampiri Ila.

"Itu di bawah" Tunjuk Ila.

Syifa melihat Ana yang nampak ke bingungan di bawah sana. Ia mengerti jika di posisi itu sangat berbahaya. "ANA KITA DI SINI!!!" Teriaknya dengan melambaikan tangannya pada Ana memberi isyarat. "NAIK CEPETAN DI SITU BAHAYA!!" Lanjutnya.

Galen yang mendengar teriakan tersebut langsung mengalihkan atensinya pada seorang gadis yang tengah berdiri tak jauh darinya. Ia mengeluarkan seringainya.

Bugh!

Galen langsung memukul wajah Gara dengan keras hingga membuat Gara tersungkur. Dengah cepat ia langsung menghampiri gadis yang tak jauh darinya dan langsung mencengkram tangan gadis tersebut.

Deg! Betapa kagetnya Ana saat tangannya di cengkram kuat oleh seorang cowok yang tak ia kenal. Jantungnya berpacu sangat cepat keringat dingin mulai keluar dari pelipisnua. "Lo, lo siapa? Lepasin gue!" Berontaknya mencoba melepaskan cengkraman tersebut.

Galen sama sekali tak memberi jawaban. Ia mencengkram kuat tangan Ana dan menyeretnya ke tengah tengah lapangan.

Ana merasa kesakitan dan juga sangat takut. Apalagi saat ini ia di seret ke tengah tengah lapangan. "TOLONG!! LEPASIN GUE!!" Teriaknya meminta tolong. Ia mencoba untuk melepaskan cengkraman tersebut namun nihil tenanganya tidak cukup kuat.

"ANA!!" Teriak Syifa, Salsa, Ila juga Sinta secara bersamaan.

"Lepasin gue sakit!!! TOLONG!!" Teriak Ana yang merasa kesakitan. "Lepasin!" Lanjutnya bereteriak dan berontak.

"DIEM!!" Bentak Galen.

Gara langsung mengalihkan atensinya saat mendengarkan suara teriakan Ana. Sorot matanya menajam ke arah Galen yang sedang mencengkram erat tangan Ana, bahkan rahangnya pun mulai mengeras. Gara mengepalkan tangannya, nafasnya kini kian memburu.

"Tolong lepasin gue hiks" Berontak Ana dengan suara yang parau bahkan bulir bulir air pun sudah mulai turun dari kelopak matanya dan membasahi pipi nya. Yah Ana menangis, Ia merasa takut bahkan tubuhnya kini sudah bergetar karena ketakutan. Siapa yang tidak takut berada di keadaan seperti ini di tengah tengah orang tawuran. Apalagi Ana seorang perempuan.

"Hiks Ana takut hiks" Tangis Ana yang merasa ketakutan. "Abang Ana takut hiks hiks tolong" Isaknya.

"DIEM GAUSAH NANGIS!!" Bentak Galen.

"GALEN!!!" Teriak Gara dengan amarah yang menggebu. Dan kini semua atensipun tertuju padanya.
Bahkan semua anggota yang semula baku hantam kini sudah menghentikan aksi mereka.

"Selangkah lo maju gue pastiin dia gabakal selamat!" Ancam Galen dengan menodongkan pisau di leher Ana.

"Sampai dia lecet sedikitpun gue pastiin lo mati sekarang juga di tangan gue!" Ujar Gara dengan nada rendah namun penuh penekanan dan sangat mematikan.

ANA ALEXANDRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang