Hai semuanya👋
Minggu yang cerah☀-Happy Reading❤-
***
"Tidak akan ada yang tau kedepanya akan seperti apa kecuali Tuhan"
~Ana Alexandria Elzarizkia~Malam berlalu dengan sangat cepat, kini jam sudah menunjukkan pukul 05.30 yang artinya pagi sudah datang. Ana mulai mengerjap ngerjakan matanya, ia merengangkan otot ototnya.
"Huam!" Ana menguap. "Abang udah pulang belum ya?" Gumamnya yang masih berada di atas ranjang. Ana kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju ke kamar Iky. Ia ingin mengecek apakah abangnya sudah pulang atau belum.
Dengan perlahan Ana mulai membuka pintu kamar milik Iky. Ia melihat sosok abangnya yang tengah tertidur. "Ouh udah pulang rupanya, masih tidur lagi. Awas aja nanti" Ujar Ana dengan sedikit bergumam.
Kemudian ia kembali lagi ke kamarnya untuk bersiap siap.
Suara gemricik air terdengar dari kamar mandi milik Ana. Yang artinya saat ini ia sedang mandi. Tak butuh waktu lama, sekitar 10 menit Ana sudah selesai dengan acara mandinya.Ana keluar dari kamar mandi dengan bersenandung, ia berjalan ke arah almari untuk mencari seragam sekolahnya. Setelah memakai seragam sekolah Ana menuju ke meja riasnya, ia tidak menggunakan make up yang berlebihan melainkan hanya menggunakan scincare dan lip balm.
Setelah dirasa selesai dengan acara meriasnya Ana keluar dan menurut tangga. Ia menuju ke arah meja makan. Tampak dua orang sedang berkutat dengan peralatan peralatan dapur. Bundanya tengah memasak dibantu oleh bibi Siti.
"Eh anak bunda udah siap aja, tumben pagi pagi udah siap?" Tanya Tania saat melihat kedatangan putrinya.
"Hari ini jadwal Ana piket bun" Jawab Ana dengan menarik kursi.
"Mau makan apa?" Tanya Tania.
"Roti aja bun sama orange jus" Jawab Ana. "Ouh iya bun kok ada koper koper di ruang tamu?" Tanya Ana saat ia melihat koper di ruang tamu tadi.
"Itu ayah kamu mau berangkat ke luar kota" Jawab Tania dengan menyiapkan roti dan orange jus.
"Loh kok ayah pergi sih, terus kempingnya gimana?" Tanya Ana yang merasa kecewa.
"Kasian banget ngak jadi kemping" Saut Iky yang sedang menuruni tangga.
"Paan sih bang" Ujar Ana yang merasa kesal. "Ayah ke luar kota lama ngak bun?" Lanjut Ana kembali bertanya.
"Mungkin sekitar satu bulanan" Jawab Tania.
"Lumayan lama ya bun" Ujar Iky. "Utututu kasian adikku sayang tidak jadi kemping" Lanjutnya mengusili Ana.
"Dikira Anak kecil ututu ututu!" Ujar Ana dengan sedikit nada yang ngegas.
"Lah emang masih kecil" Ujar Iky dengan nada tengilnya.
"Ya si paling gede" Ujar Ana yang merasa kesal.
"Ya si paling bocil" Balas Iky tak mau kalah.
"Bundaaa..." Ujar Iky dengan cepat karena ia tahu jika Ana ingin memanggil Tania. Memang itulah kebiasaan Ana, ia selalu mengadu pada Tania jika ia sudah tidak mampu berdebat dengan Iky.
"Ish!" Dengus Ana dengan sebal. Sedangkan Iky hanya tertawa melihat adiknya yang merasa kesal dibuatnya
"Abang, udah jangan usilin adeknya terus kasian" Ujar Tania.
"Iya bun" Jawab Iky.
Ana melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda tadi. Tak butuh waktu lama Ana sudah menghabiskan rotinya dan meminum orange jus nya.
"Ana udah selesai, Ana berangkat dulu ya bun" Ucap Ana berpamitan pada Tania.
"Iya hati hati, jangan bandel di sekolah" Jawab Tania.
"Ngak pamitan sama abang?" Tanya Iky.
"Ana berangkat" Pamit Ana pada Iky.
"Sama siapa?" Tanya Iky.
"Mang Septo! Males mau minta anter abang" Jawab Ana kemudian ia langsung melenggang pergi.
***
Sesampainya di sekolah Ana berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih nampak sepi karena ini masih pagi. Ia berjalan dengan wajah yang ceria. Walaupun tadi pagi sempat merasa kesal karena tidak jadi kemping.Sesampainya di kelas Ana langsung di sambut oleh Syifa dan Salsa. "Pagi Ana" Sapa mereka berdua bersamaan.
"Pagi juga, btw hari ini jadwal piket kita ya Syif?" Tanya Ana pada Syifa.
"Ya hari ini jadwal piket kita, tadi gue udah piket di sebelah sana" Jawab Syifa.
"Ahsyad sama Malfin udah piket?" Tanya Ana, karena kebetulan jadwal piket mereka sama yaitu pada hari selasa.
"Belom udah gue suruh piket tadi tapi mereka malah kabur" Jawab Syifa.
"Kemana?"
"Mungkin ke rooftop" Jawab Salsa.
Ana mengangguk lalu ia menaruh tasnya kemudian berjalan keluar kelas.
"Mau ke mana An?" Tanya Syifa yang melihat kepergian Ana.
"Nyusulin mereka" Jawab Ana, belum sempat Ana keluar kelas Ahsyad dan Malfin sudah balik dari rooftop.
"Dari mana kalian?" Tanya Ana.
"Biasa nyebat dulu" Jawab Ahsyad dengan santainya.
"Bau rokok tau ngak" Ujar Ana, karena ia sama sekali tidak menyukai bau rokok.
"Namanya juga habis nyebat, ya pasti bau rokok yakali bau susu" Jawab Ahsyad dengan ngasal. Ia menyilangkan kedua tangannya dan bersandar di depan pintu.
"Gue ngak nanyak! Piket Sana" Suruh Ana.
"Nanti aja" Jawab Ahsyad dengan entengnya.
"Apa lo bilang?!" Tanya Ana dengan tersenyum, bukan tersenyum manis lebih tepatnya tersenyum maut.
"Lo budek apa gimana ya?" Tanya balik Ahsyad. Oh ayolah Ahsyad Geandra jangan membuat macan yang sedang tertidur bangun. Bisa habis kau nanti.
"Oh gue ga budek kok, masih waras telinga gue. Masih waras malahan!" Ujar Ana dengan nada penuh penekanan ia mulai berjalan maju ke arah Ahsyad. Dan ya, ia langsung menjewer telinga Ahsyad.
"LO TU YANG BUDEK!!" Teriaknya tepat di telinga Ahsyad.
"Anjing! Sakit telinga gue!" Umpat Ahsyad yang merasa telinganya penging karena mendengar teriakan dari Ana. "Untung gendang telinga gue ga pecah, kalau sampek peca gue tuntut lo" Lanjutnya.
"Daripada lo banyak omong dan nantinya tambah buat Ana marah lebih baik lo langsung piket sana" Ujar Syifa yang menyuruh Ahsyad langsung piket tanpa banyak bicara.
"Lo juga Fin, piket sana" Ujar Ana yang menyuruh Malfin.
"Syad piket yok, daripada ntar Ana marah" Ujar Malfin yang mengajak Ahsyad untuk piket.
"Lo aja gue lagi males"
"Apa susahnya sih Syad piket? Tinggal nyapu doang selesai" Ujar Salsa dengan suara rendah.
"Noh dengerin apa kata mereka" Ujar Ana membenarkan perkataan Salsa dan Syifa.
"Ck! Iya iya" Jawab Ahsyad dengan berdecak. Dengan langkah malasnya ia mengambil dua sapu, yang satu ia lempar pada Malfin dan yang satunya lagi ia gunakan.
"Jan lupa yang bersih nyapunya nanti kalau ga bersih istri lo kumisan!" Ujar Ana dengan sedikit berteriak.
"Gampang tinggal gue anter ke salon cukurin" Jawab Ahsyad dengan entengnya.
Setelah itu Ana melenggang pergi bersama Syifa dan Salsa. Masa bodoh ia tidak piket to tidak ada yang akan marah juga kan jika ia tidak piket.
***
-Publish Minggu 14 Januari 2024-
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Fiksi RemajaPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...