-Happy Reading❤-
***"Tidak ada yang mau seperti ini, tapi kita juga tidak bisa menyalahkan siapapun. Karena semua sudah menjadi takdir"
~Ana Alexandria Elzarizkia~Dan berakhir di sinilah Ahsyad dan Malfin. Di ruangan yang bernuansa warna putih dan sunyi. Ruangan yang hanya di datangi oleh siswa dan siswi yang bermasalah. Apalagi kalau bukan ruang bk.
Hening... Itulah yang terjadi saat ini di ruangan bk tersebut hingga deheman dari pak Mail mampu memecakan keheningan tersebut. "Coba kalian jelasin sama saya gimana ceritanya kalian bisa berantem?" Tanya pak Mail dengan suara rendah namun terkesan tegas.
Sedangkan yang di tanya hanya diam sembari menundukkan kepalanya. Ahsyad dan Malfin tidak bergeming sama sekali seolah enggan untuk menjawab pertanyaan dari pak Mail.
"Kenapa kalian hanya diam?!" Ucap pak Mail bertanya pada kebungkaman keduanya. "Ahsyad, Malfin" Intruksinya kembali saat tak ada jawaban dari keduanya.
"Kami berdua rebutin cewek pak" Jawab Malfin dengan jujur.
Ahsyad yang mendengar jawaban dari Malfin pun sedikit merasa terkejut. Mengapa Malfin menjawab dengan jujur bagaimana kalau nantinya semua orang tau jika merek merebutkan Ana. Bagaimana kalau nantinya Ana tau dan malah membenci dirinya dan juga Malfin? Pikir Ahsyad.
"Cuman gara gara cewek kalian berantem?" Tanya pak Mail tak habis fikir. Ia menghembuskan nafas panjangnya. "Terutama kamu Malfin" Ucap pak Mail dengan menguntungkan kalimatnya.
"Kamu itu anggota osis seharusnya kamu itu memberikan contoh perilaku yang baik, bukan yang seperti ini!" Tegas pak Mail.
"Kami minta maaf pak" Ucap Ahsyad yang menyadari dengan kesalahannya.
"Apalagi karena tindakan kalian itu sudah membuat salah satu siswi di sini terluka." Ucap pak Mail. "Kalian tau apa konsekuensinya jika orang tua siswi tersebut tau dan tidak terima?" Lanjutnya.
"Iya saya tau pak. Sekali lagi kami minta maaf" Ucap Ahsyad meminta maaf untuk yang kedua kalinya. "Kami tidak akan mengulangi hal tersebut lagi" Lanjutnya.
"Karena kalian sudah melanggar tata tertib di sekolah dengan berkelahi makan kalian bapak hukum hormat bendera sampai jam pulang sekolah" Ucap Pak Mail tanpa bantahan sedikitpun. "Sekarang kalian saling maaf maafan" Lanjutnya.
"Sorry Fin tadi gue ke sulut emosi dan berakhir mukulin lo" Ucap Ahsyad dengan mengulurkan tangannya untuk berminta maaf pada Malfin.
"Gue juga sorry, karna gue udah mancing emosi lo" Ucap Malfin dengan menjabat tangan Ahsyad ala lelaki kemudian mereka berprlukan ala lelaki.
"Yasudah kalian boleh keluar, kalian obati dulu luka kalian setelah itu jalani hukuman kalian" Ucap pak Mail yang mendapat anggukan dari keduanya.
***
Disinilah Ana berada, di UKS yang tak jauh dari perpustakaan sekolah. Saat ini Ana sudah sadar dan lukanya sudah di obati oleh kakak kakak yang berada di UKS tersebut."Gimana kondisi lo An?" Tanya Syifa dengan khawatir.
"Gue gak papa kok cuman pusing dikit" Jawab Ana, dengan perlahan ia mulai bangun dan duduk di braknkar.
"Gak habis fikir gue sama mereka berdua" Ucap Sinta dengan nada sebalnya. "Bisa bisanya berantem di sekolahan" Lanjutnya.
"Tau mana buat lo jadi pingsan kayak gini lagi" Ucap Ila menimpali.
"He em, sukurin sekarang mereka di hukum hormat bendera sampek jam pulang sekolah" Ucap Salsa.
"Hukuman kayak gitu masih belum cukup seharusnya mereka di skors sekalian!" Sewot Sinta. Jujur ia masih sangat marah dengan kelakuan Ahsyad fan Malfin yang sampai membuat sahabatnya ini jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Ficțiune adolescențiPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...