9.Taman🍂

25 14 0
                                    

"Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan. Jika itu bisa membuatmu bahagia. Namun jangan lakukan itu jika membuatmu terluka."
~Ana Alexandria Elzarizkia~

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 namun Ana sama sekali belum ingin bangun dari tidurnya. Seperti biasa Iky lah yang akan membangunkan Ana.

Iky menghela nafas pelan saat melihat adik kesayangannya masih tertidur pulas. "Saatnya bangun princes kecil" Ucap Iky yang langsung mengangkat tubuh Ana tanpa aba aba dan langsung menegakkan tubuh Ana.

Ana belum sadar sepenuhnya dan itu membuatnya ingin terjatuh karena kekuatan nya belum kembali sepenuhnya. Namun dengan sigap Iky langsung memegang pundak Ana.

"Paan sih bang masih ngantuk tau" Ucap Ana sengan mata yang masih terpejam.

"Saatnya bangun, udah jam berapa sekarang?" Ucap Iky yang masih memegangi pundak adiknya. Karena ia takut jika Ana akan terjatuh pasalnya Ana belum sadar sepenuhnya.

"Emmm ngak ah masih mau tidur lagi, masih ngantuk" Ucap Ana dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Ana ingin menjatuhkan tubuhnya lagi di kasur. Namun belum sempat Ana menjatuhkan tubuhnya Iky sudah lebih dulu menahan tubuhnya. "Eits mau ngapain hm? Udah sana mandi" Suruh Iky.

"Tapi bang"

"Suttt ngak ada tapi tapian. Cepet mandi sana" Iky mendorong dorong tubuh Ana ke arah toilet.

Ana berdecak sebal. "Ck. Iya iya gausah didorong lepasin, Ana bisa sendiri" Ucap Ana yang melepaskan tangan abangnya yang masih ada di pundaknya.

"Hm, ati ati ntar nabrak" Ucap Iky memperingati. Ia khawatir jika adiknya itu akan menabrak sesuatu karena berjalan masih dengan mata yang tertutup.

"Ish iya iya, tenang aja ngak bakalan nabrak kok. Lagian Ana juga tau jalan" Ucap Ana dengan kesal.

"Yaudah iya, abang pergi dulu ya" Ucap Iky berpamitan.

Belum sempat Ana menjawab ia sudah menabrak dinding terlebih dahulu.

Gedubrak!

"Adoh!!!" Teriak Ana. Spontan Iky langsung menghampiri Ana.

"Ya Allah dek ngak papa? Ada yang sakit? Mana yang sakit? " Tanya Iky khawatir.

"Sakit jidad Ana" Jawab Ana.

"Ya ampun udah dibilangin hati hati juga" Ucap Iky dengan meniup niup jidad Ana yang sakit.

"Pintu kamar mandi mana sih?" Tanya Ana.

"Itu" Iky menunjuk ke arah pintu kamar mandi yang berada tidak jauh dari mereka.

"Siapa yang mindahin pintu kamar mandi ke situ cobak?

" Ngak ada lah dek dari dulu pintu kamar mandi kamu ya di situ" Ucap Iky.

"Masak sih perasaan di sini. Kok jadi pinda kesitu" Ucap Ana dengan ngeyel.

"Terserah kamu aja dek. Lagian perempuan selalu benar kan? Yaudah ayo bangun" Iky membantu Ana bangun.

ANA ALEXANDRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang