"Gue gak tau kenapa gue selalu nurut sama ucapan lo entah itu benar atau salah"
~Ahsyad Geandra Macelo~"Oy Ahsyad sini lo!" Teriak Ana dari belakang. Seperti apa yang dikatakan Ana tadi. Sekarang ia sedang kejar kejaran dengan Ahsyad.
"Apa!!!!" Jawab Ahsyad dengan berteriak.
"Ahsyad!!!!!!" Teriak Ana dengan sangat kencang dan membuat semua orang yang berada di sekitarnya langsung menutup telinga mereka masing masing.
"Jangan teriak teriak suara lo cempreng!!!" Ucap Ahsyad dengan sedikit berteriak setelah itu ia berlari menuruni tangga.
"Ahsyad mau kemana lo!" Ana masih terus saja mengejar Ahsyad.
Bruk
Ahsyad tidak sengaja menabrak seseorang. "Oh sorry sorry" Ucap Ahsyad dengan ngos ngosan.
"Lain kali ati ati" Jawab seseorang yang tak sengaja tertabrak oleh Ahsyad tadi.
"Ahayad! Mau kemana lo!" Ucap Ana dengan tersenyum smirk ke arah Ahsyad.
Glek! Dengan susah payah Ahsyad menelan salifahnya. Dengan hati hati ia berbalik badan. Dan bum! Benar dihadannya sekarang adalah Ana.
"Matilah riwayat gue sekarang" Gumam Ahsyad yang masih bisa di dengar oleh Ana.
"Lo udah ngak bisa lari lagi Ahsyad" Ucap Ana dengan tersenyum smirk.
"An gue minta maaf An" Ucap Ahayad dengan memelas.
"Oh tidak bisa, tidak semudah itu Ahsyad Geandra Marcelo"
"An jangan aneh aneh deh lo" Ucap Ahsyad sedikit was was.
"Enggak kok gue ngak bakal apa apain lo" Jawab Ana dengan senyum manisnya namun mematikan.
Ana mulai mendekati Ahsyad dan hap! "Arghhh" Erang Ahsyad kesakitan saat Ana menjewer telinganya.
"Emmm, enak kan? Ga sakit kok" Ucap Ana dengan tersenyum, lebih tepatnya tersenyum puas.
"Ga sakit pala lo sakit tau! Lepasin!" Ujar Ahsyad yang berusaha melepaskan jeweran Ana dari telinganya.
"Ogah, lo harus turutin semua kemauan gue"
"Lah napa konsepnya jadi gitu, sapa gue lo? "
"Lah bodo, terserah gue lah. Salah sendiri udah buat singa yang lagi tidur bangun. Sekarang turutin semua yang gue mau" Ujar Ana dengan seenaknya.
"Serah lo" Pasrah Ahsyad.
"Gitu dong harus nurut" Ucap Ana dengan senang dan tersenyum lebar. Ia merasa sangat puas karna sudah membuat Ahsyad tersiksa.
"Yaudah yuk" Ajak Ana.
Entah mengapa Ahsyad selalu saja menurut dengan Ana. Semua yang diminta dan dikatakan Ana selalu di turuti oleh Ahsyad. Entahlah Ahsyad juga bingung mengapa ia selalu patuh dan menurut dengan Ana.
***
Seperti ucapan Ana tadi, sekarang ia sedang memilih makanan yang akan ia pesan dan yah, yang membayar nantinya adalah Ahsyad. Mereka kini sedang berada di kantin bersama yang lainnya.
Ahsyad dan Ana duduk berdampingan sedangkan di depan mereka mereka ada Syifa, Salsa, Malfin dan Bara. Sedangkan di samping kanan dan kiri ada Ila,Aron, dan Sinta. Yah mereka semua adalah teman teman Ana dan Ahsyad.
"Mbok! Ana mau pesen" Panggil Ana pada Mbok Inah.
"Iya neng mau pesan apa?" Tanya mbok Inah dengan ramah.
"Ana mau pesen mi ayam, bakso, batagor, trus somay, rujak buah, em trus minumnya" Ana berfikir sejenak untuk menentukan minuman apa yang akan ia pesan. "Itu minumnya jus jeruk aja, masing masing satu ya mbok"
"Siap atuh non sebenar ya" Jawab mbok Inah. Jangan tanyakan yang lainnya memesan apa, karna mereka sudah memesan terlebih dahulu sebelum Ana dan Ahsyad datang.
"Banyak banget An? Emang habis?" Tanya Salasa yang mendengar pesanan Ana yang begitu banyak.
"Habis ga habis mah urusan gampang" Jawab Ana dengan santai.
"Buset An An serah lo dah" Ujar syifa dengan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Yayalah kan yang bayar Ahayad" Jawab Ana dengan menoel pipi Ahsyad.
"Hah? Buset banyak uang lo Syad" Ucap Aron.
"Traktir kita juga dong Syad" Ucap Bara meminta traktiran juga.
"Ogah" Ucap Ahsyad dengan ngegas.
"Awas ntar kalau ga lo habisin" Peringat Ahsyad.
"Kalau ngak abis kan ada lo" Ujar Ana sembari mengangkat kedua alisnya.
"Oga gue ngabisin bekas lo" Cuek Ahsyad.
"Yaudah"
"Udahlah kalian jangan khawatir kalau ga abis, Ana tuh kalau di rumah makannya banyak" Ucap Syifa memberi tau yang lainnya. Jangan tanyakan mengapa Syifa mengetahui tentang hal itu. Karna Syifa pernah memergoki Ana yang sedang makan dengan pirsi yang sangat banyak dan hal yang mengejutkan lagi Ana makan seperti laki laki.
"Anjim jan dibuka juga dong aib gue" Kesal Ana.
"Udahlah, lagian kenyataannya emang gitu kan?"
"Serah lo dah"
Selang beberapa menit kemudian pesanan mereka telah datang. Ana menatap semua makanan yang ia pesan dengan mata yang berbinar. Bagaimana tidak? Semua yang Ana pesan adalah makanan kesukaannya.
"Silahkan dinikmati" Ucap mbok Inah.
"Makasih ya mbok"
"Iya sama sama atuh, kalau begitu mbo pergi ke belakang dulu" Pamit mbok Inah.
"Lah lo ga pesen Syad?" Tanya Malfin.
"Enggak masih kenyang gue" Jawab Ahsyad.
"Masih kenyang apa takut uang lo abis" Ejek Ana.
"Lah napa uang gue habis? Bonyok gue kan konglomerat" Jawab Ahayad menyombongkan diri.
"Sombong lo, kaya-an juga gue" Sahut Ana.
"Jiakh awok awok langsung di ulti sama mbak Ana" Ucap Aron dengan tertawa dan mendapat plototan dari Ahsyad.
"Hayoloh mas Ahsyad marah" Ucap Bara sedikit memanasi.
"Yailah gausah melotot kek gitu kali! Copot ntar tu mata" Ucap Ana saat melihat Ahsyad yang memelototi Aron.
"Bacot! Makan lo! Awas ga lo abisin!"
"Lah abis ga abis serah serah gue dong" Jawab Ana.
"Udah udah gausah debat. Kasian makanannya keburu dingin" Lerai Salsa.
"Tau gue udah laper nih" Tambah Syifa.
Akhirnya mereka semua pun memakan makanan yang sudah mereka pesan tadi. Jangan tanyakan dimana keberadaan Malfin, karena dia sudah pergi beberapa menit yang lalu karna ada urusan OSIS mendadak.
***
Hallo guys gimana ceritanya? Bagus ngak? Kalau bagus jangan lupa kasih vote ya 😇
Dan jangan lupa komen oke😉
Jangan lupa ikutin akun aku juga☺Oh ya maaf kalau di part ini banyak kesalahan kesalahan harap dimkalumi ya dan juga maaf kalau part ini tidak sesuai ekspetasi kalian😁
Makasih banyak udah luangin waktu kalian buat baca
cerita aku🤗
Tandai kalau typo😁

KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Teen FictionPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...