—Happy Reading❤—
***"Gue gak bakal maafin diri gue sendiri karna gue udah nyakitin lo. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja"
~Ahsyad Geandra Marcelo~Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 menit yang artinya pembelajaran sudah di mulai sejak 15 menit yang lalu. Koridor yang biasanya ramai kini sudah nampak sepi karena siswa siswi sudah masuk kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.
Ana berjalan dengan tergesa gesa menuju ruang kelasnya. Terkadang ia juga berlari. "Huft untung aja gue tadi masih di bukain gerbang" Ucapnya dengan bernafas sedikit lega. Namun masih sangat tergesa gesa karena ia telat datang masuk kelas.
Karena tergesa gesa Ana sampai tidak sengaja menabrak seseorang yang membuat badanya terhuyung ingin jatuh. Namun dengan sigap seseorang tersebut menarik tangannya dan menangkap tubuhnya. Beberapa detik mereka saling beradu tatapan hingga beberapa detik kemudian Ana sadar dari lamunanya dan langsung mendorong orang tersebut.
"Hi... Ngapain sih lo peluk peluk gue!" Omelnya dengan mengibas ngibaskan lengannya seperti jijik.
"Idih najis banget gue peluk peluk lo." Ucap Ahsyad.. Yah orang tersebut adalah Ahsyad. "Masih untung gue mau nolongin lo tadi" Lanjutnya.
"Idih, lebih baik gue jatoh nyium lantai daripada jatoh ke pelukan lo" Ucap Ana.
"Serah lo" Ucap Ahsyad yang tidak mau melanjutkan perdebatan lagi dengan Ana. "Lagian lo ngapain sih lari lari gajelas?" Lanjutnya bertanya.
"Lo gak tau gue masih bawa tas dari arah sana yang artinya gue baru dateng Ahsyad!!" Jawab Ana dengan ngegas. Sungguh ia merasa sangat kesal. Sejak tadi malam Ahsyad sudah membuatnya merasa kesal dan kali ini pagi pagi ia juga sudah di buat kesal lagi oleh Ahsyad.
"Santai dong gue kan cuman nanya" Ucap Ahsyad dengan memberikan senyum damai.
Ana hanya berdehem. "Oh ya gue lupa" Ucapnya dengan menepuk jidat. "Ntar jan lupa gue traktir lo makan" Ucap Ana dengan menepuk tangan Ahsyad tepat pada lukanya.
"Anjir woylah!" Umpat Ahsyad, dengan cepat ia langsung memegangi tangannya yang merasa sangat sakit karena pukulan dari Ana.
"Sorry sorry gue lupa" Ucap Ana dengan nada bersalanya. Ia kemudian menarik tangan Ahsyad yang sakit. "Mana yang sakit?" Tanyanya.
"Argh.. Jangan di teken sakit" Ucap Ahsyad saat Ana tidak sengaja menekan lukanya.
"Ya maaf" Ucap Ana. Ia ikut meringis kesakitan saat melihat luka memar di tangan Ahsyad. Tidak terlalu parah sih, tapi namanya luka ya tetap sakit. "Sorry ya Syad karena gue lo jadi kayak gini" Ucap Ana sekali lagi meminta maaf. Ia merasa sangat bersalah.
"Udalah An gapapa.. Lagian ini juga luka biasa ntar juga sembuh" Jawab Ahsyad dengan tersenyum. Kemudian ia menarik tangannya kembali. Secara tidak sengaja netranya melihat kehadiran Malfin yang tak jauh darinya. Sepertinya Malfin sudah lama di sana.
"Malfin" Panggil Ahsyad. Namun Malfin yang sadar jika Ahsyad mengetahui kehadiran nya pun langsung melengang pergi.
Ana pun menoleh ke belakang dan benar ia melihat Malfin yang berjalan kian jauh dari mereka.
"Fin... Malfin.. " Panggil Ahsyad, kemudian ia mengejar Malfin.
"Syad lo mau ke mana?" Tanya Ana yang tak di hiraukan oleh Ahsyad. Ia mau mengejar Ahsyad, namun baru beberapa langkah ia berjalan suara panggilan dari Syifa menghentikan langkahnya.
"An.. Lo baru dateng?" Tanya Syifa yang baru melihat kehadiran Ana.
Ana membalikan badannya. "Eh Syifa" Ucapnya. "Iyah nih gue baru dateng... Bangun kesiangan soalnya gue tadi" Jawab Ana dengan cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Novela JuvenilPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...