"Takdir itu aneh ya. Terkadang apa yang kita harapkan gak sesuai dengan kenyataan"
~Ana Alexandria elzarizkia~Hari ini kelas X bahasa 2 sedang melaksanakan jam pelajaran olahraga. Karena banyak siswi yang tidak bisa bermain bola basket jadi kali ini pak Adi memutuskan untuk berlati bola basket saja.
Sebelum mereka berlatih pak Adi membimbing mereka untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Sekitar lima belas menit pemanasan sudah selesai. Pak Adi kemudian menyuruh mereka berlari mengelilingi lapangan basket.
"Lo yakin mau ikut latihan basket An? Kan lo habis sakit kemaren" Tanya Salsa yang tengah berlari di samping Ana.
"Yakinlah lo fikir gue lemah" Jawab Ana.
"Ingat Ana itu ngak lemah" Ujar Syifa yang mensejajarkan posisi nya tepat berada di samping kanan Ana.
"Ya ngak gitu juga" Ujar Salsa.
"Lo tenang aja, lagian gue udah mendingan kok" Ujar Ana. "Lagian gue mau latihan biar bisa main basket" Lanjutnya.
"Yaudah kalo gitu, eh tapi lo belum bisa basket?" Tanya Salsa yang mendapat anggukan dari Ana. "Sama dong gue juga belom bisa. Latihan bareng yok" Ajaknya.
"Gue sih ayok ayok aja" Ucap Ana. "Lo mau ngikut ngak syif?" Lanjutnya bertanya.
"Ngak deh kalian aja, gue lagi males" Jawab syifa.
"Yaudah kalo gitu" Ucap Ana yang mendapat anggukan dari Syifa.
"Kita lari kurang berapa putaran lagi sih? Perasaan udah banyak deh" Ujar Salsa yang sudah merasa lelah.
"Kurang sepuluh putaran lagi" Ujar Syifa.
"Ha?" Yang bener aja lo, kita udah lari bolak balik masak masih kurang banyak sih" Ucap Ana yang terkejut.
"Iya Syif yang bener aja dong, udah capek nih" Imbuh Salsa.
"Hahaha canda kali, tinggal satu putaran doang" Ujar Syifa.
"Huft gue kira" Ucap Ana dengan memutar bola matanya dan diakhiri dengan senyuman.
"Tau udah capek, malah di jailin" Ujar Salsa.
"Hahahaha, balapan yuk" Ajak Syifa tiba-tiba.
"Ayok gas" Ucap Ana.
"Ayok" Ucap Salsa.
"Satu, dua" Hitung Syifa. Mereka bertiga sudah membuat ancang ancang. Ana, Syifa dan Salsa saling melempar tatapan satu sama lain.
"Tigaaaa" Ucap Syifa. Ia, Ana dan Salsa langsung berlari.
Sedangkan disisi lain tepatnya di lantai dua kelas XI Mipa 2, Gara dkk tengah melihat anak kelas X bahasa 2 yang sedang berolahraga.
"Buset itu bocah larinya cepet amat" Ujar Rega yang tengah melihat ke arah Ana, Syifa dan Salsa.
"Siapa?" Tanya Leon.
"Tu si Ana" Jawab Rega.
Leon mengalihkan pandangannya ke arah Ana. "Lah iya cepet banget ya, tu anak makan apa sampek bisa lari secepet itu" Ujar Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Teen FictionPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...