"Cinta memang datang secara tiba tiba. Tapi berhati hatilah terkadang apa yang kamu rasakan itu bukan cinta melainkan hanya rasa suka"
~Ana Alexandria Elzarizkia~Syifa tidak pulang ke rumahnya melainkan ia langsung ke caffe. Ia memasuki caffe dan berjalan ke ruangan keluarganya. Jadi caffe milik keluarga Syifa itu ada ruang keluarganya dan ada beberapa kamar. Sengaja orang tua Syifa mendisain seperti itu agar saat mereka kelelahan mereka langsung tidur dan istirahat.
"Dari mana saja kamu Syifa" Suara bariton seorang laki laki paru baya membuat langkah kaki Syifa terhenti.
"Dari main sama temen temen pa" Jawab Syifa.
"Syifa kamu ngak tau caffe lagi rame ramenya. Kamu tau ngak kita sampek kualahan ngeladeni pelanggan" Ucap Desy kak perempuan Syifa. Desy adalah anak dari istri pertama Arfen yang sudah meninggal. "Aku aja ngak main demi bantuin mama sama papa" Lanjutnya berbicara.
"Kamu liat kakak kamu. Dia dari tadi bantuin papa sama mama bukan seperti kamu yang malah asyik main" Ucap Arfen yang memarahi Syifa.
"Yaudah kalau ada apa apa suruh aja kak Desy kan kak Desy anak kesayangan papa. Ngak usah nyuruh Syifa" Ucap Syifa yang berusaha untuk tenang walau ia tau akhirnya bantai pasti akan bertengkar.
"Syifa kamu apa apaan sih, ngak boleh ngomong kayak gitu sama papa" Ucap Desy dengan suara yang sangat lemah lembut.
"Kalau ngomong gausah di halus halusin gue ngak suka dengernya" Ucap Syifa yang terdengar lebih keras dan kasar dibandingkan suara Desy.
"Tuh kan pa Syifa ngomongnya ngak bisa berubah dari dulu. Selalu aja kasar." Ucap Desy yang mengadu pada Arfen.
"Gausah adu domba lo" Ucap Syifa yang mulai muak dengan tingakah Desy.
"SYIFA!!. KALAU NGOMONG SAMA YANG LEBIH TUA ITU YANG SOPAN DIKIT!. JADI PEREMPUAN TUH YANG LEMAH LEMBUT. JANGAN JADI PEREMPUAN SEPERTI DILUARAN SANA!. CONTOH KAKAK KAMU YANG LEMAH LEMBUT JANGAN MENCONTOH PEREMPUAN PEREMPUAN YANG MAUAN KALAU DIAJAK KEMANA MANA!!" Marah Arfen. Ia membeda bedakan Syifa dan Desy.
"Terus aja bela Desy. Desy kan anak kesayangan papa. Ouh ya Syifa lupa kalau Syifa itu bukan anak papa iya kan?" Ucap Syifa dengan suara yang mulai serak.Hati mana yang tidak sakit ketika dibeda bedakan. Air matanya perlahan mulai jatuh.
"Syifa kamu itu anak papa sama mama. Kamu ngak boleh ngomong seperti itu" Ucap Dania mama Syifa sekaligus mama sambung Desy.
"Kamu beri tahu anak kamu itu! Contoh kakaknya!" Ucap Arfen.
"Udahlah ma, lagian aku juga udah ngak dianggep anak. Yang disayangkan cuman Desy Desy dan Desy. Yang ngebanggain kan cuman Desy. Bukan Syifa" Ucap Syifa. Ia menghapus air matanya yang membanjiri pipinya. Hatinya merasa sangat sesak. Namun ia tetap berusaha untuk tegar.
"Syifa kamu ngak boleh ngomong seperti itu. Papa itu ngak pernah bedain kita" Ucap Desy.
"Ngak pernah bedain ya? LO NGAK PERNAH NGERASAIN JADI GUE. JADI KALAU LO BELUM TAU RASANYA NGAK USAH SOK TAU!!" Sentak Syifa.
"SYIFA!!! HARGAI KAKAK KAMU!!!" Bentak Arfen.
"DIA BUKAN KAKAK GUE. GUE NGAK PUNYA KAKAK!!" Teriak Syifa yang kemudian langsung berlari keluar caffe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Novela JuvenilPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...