"Perhatian bukan berarti suka, tapi suka juga berawal dari perhatian"
~Ana Alexandria elzarizkia~Ana, Syifa dan Salsa saat ini tengah berada di kelas Ila dan Sinta yaitu kelas X IPS 3.
"Guys gue mau curhat nih" Ucap Syifa yang ingin menceritakan kejadian kemarin.
"Curhat apa?" Tanya Salsa.
"Gue kemarin dimarahin sama bokap gue" Ucap Syifa.
"Kok bisa?" Tanya Sinta.
"Tu gara gara si Desy. Rasanya pengen gue bunuh aja tu orang" Ucap Syifa dengan kesal.
"Maksud lo?" Tanya Ana.
Syifa menghela nafas pelan. Ia mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. "Jadi gitu ceritanya. Sampai Dika tanya gue aja ngak gue jawab. Saat gue lari banyak cowok di caffe. Mereka semua natap gue tapi gue ngak perduli karena hati gue udah terlanjur sakit waktu itu. Tapi sekarang gue malu banget sumpah huaaaa" Ucap Syifa yang menyesal.
"Sumpah ngak kebayang sih" Ucap Salsa.
"Terus lo saat ini gimana?" Tanya Ana.
"Gimana apanya?" Bukannya menjawab Syifa malah balik tanya.
"Hubungan lo sama keluarga lo" Perjelas Ana.
"Ouh, gue masih diemin mereka. Udahlah gue ngak perduli" Jawab Syifa.
"Nanti lo ke caffe?" Tanya Ana kembali.
"Iya mau gimana lagi. Kalau gue ngak kesana nanti dimarahin" Jawab Syifa dengan malas.
"Waduh ngak kebayang kalau gue jadi lo. Pasti gue udah ngak berani muncul karena malu" Ucap Sinta.
"Iya sih sumpah itu, hadeh nangis diliatin banyak cowok" Imbuh Ila.
"Gue juga malu anjir. Tapi mau gimana lagi. Kayaknya gue kalau nganter pesanan pakek masker sama kacamata deh" Ucap Syifa.
"Lah buat apa?" Tanya Salsa.
"Buat nutupin wajah gue" Jawab Syifa.
"Yailah gausah kali. Gabakal mereka nertawain lo. Palingan juga lo cuman ditanya gini, kenapa kemarin kok nangis. Hahaha" Ucap Ana yang diakhiri dengan tawa.
"Yeee ogah banget gue" Ucap Syifa.
"Eh guru lo udah dateng" Ucap Salsa. "Yaudah kita pamit ya" Lanjutnya.
"Oke dada" Ucap Ila.
"Ntar kita ke kelas kalian" Ucap Sinta yang diangguki ketiga sahabatnya.
***
Ana, Syifa dan Salsa berjalan beriringan menyusuri koridor. Mereka bertiga berjalan dengan bercanda dan tertawa.Tanpa mereka sadari Ahsyad dkk berjalan berlawanan arah. Mereka juga beejalan sambil bercanda. Mereka semua tidak menyadari jika di depan mereka ada Ana dkk.
Bruk!
Dum it! Ana dan Ahsyad bertabrakan. Dengan sepontan Ahsyad langsung memegang tangan Ana dan menariknya. Hingga Ana jatuh ke pelukan Ahsyad.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA ALEXANDRIA
Teen FictionPantas saja jika bahagia ku sebut sebagai dusta. Tidak ada bahagia yang benar benar tulus dalam hidupku. Yang ada hanyalah kata pura pura bahagia. Semuanya berdusta bahkan orang yang sangat ku sayang pun berdusta. Semuanya akan hancur pada waktunya...