12. Dilabrak!

34 14 1
                                    

"Jangan pernah berharap terlalu tinggi. Tapi berharap itu perlu"
~Ana Alexandria Elzarizkia~

Terlihat suara kantin sangat ramai dan penuh. Banyak siswa siswi yang tengah mengantri untuk membeli makanan di sana. Hal yang lumrah ketika jam istirahat. Tak terkecuali dengan Ana dkk yang sudah duduk di meja makan paling pojok. Seperti biasa mereka lebih suka mojok.

"Eh An lo mau pesen apa?" Tanya Salsa.

"Apa aja" Jawab Ana singkat.

"Apa aja juga banyak kali menunya" Saut Sinta yang duduk di sebelah salsa berhadapan dengan Ila dan Syifa. Sementara Ana duduk sendirian di antara mereka ber empat.

"Terserah kalian deh.. "

"Hm.. Tapi males ah masih ngantri" Balas Salsa yang hendak berdiri namun ia urungkan kembali tatkala melihat antrian yang begitu banyak.

"Nunggu antrian ya terima sisanya aja" Saut Ila.

"Alah kita srobot aja antriannya" Ucap Syifa yang sudah tak sabaran. Ia masih berada di tempat duduknya, namun celingukan mencari cela barangkali bisa motong antrian.

"Sopan kayak gitu sama kakel?" Tanya Salsa.

"Sopan gak sopan urusan nanti" Balas Ana. "Urusan perut mah number one" Lanjutnya.

"Diskusi mulu.. Jadi kapan pesennya?" Tanya Ila yang memotong pembicaraan teman temannya.

"Ya sabar ini juga masih atur strategi" Saut Sinta.

Suasana yang tadinya sangat ramai tiba tiba menjadi hening. Para murid yang tadi berlalu lalang juga tiba tiba diam tidak ada yang berkeliaran. Semua atensi para murid tertuju pada arah pintu kantin.

Terpanah! Itulah yang mereka rasakan tatkalah melihat kehadiran beberapa cowok tampan yang menjadi most wanteed sekolah. Tak bisa di pungkiri banyak siswi yang merasa terpanah akan ketampanan dari para most wanteed tersebut, terlebih dengan sosok yang berjalan di barisan paling depan.

Sosok cowok dengan seragam yang di keluarkan, dua kancing atasnya yang terlepas. Dan jangan lupakan rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan badboy yang dia miliki. Si pemilik mata elang, rahang yang tegas. Sorot matanya yang tajam namun memiliki senyum yang begitu menawan.

'Aaaa sumpah ganteng banget... '

'Ini mah ngalahin pangeran dari langit woyy gantengnya kelewatan'

'Dia godain gue gak sih'

'Leon ganteng banget'

'Gak dapet kak Gara dapet kak Al Vares juga gapapa sih ini'

'Kira kira jodohnya kak Gara nanti siapa ya?'

Kira kira itulah yang para siswi bicarakan. Sontak hal tersebut menghentikan aktivitas Ana dkk yang tengah mengobrol. Mereka semua mengalihkan padanya mengikuti arah pandangan siswa siswi yang berada di kantin.

"Ngapain kak Gara ke sini?" Tanya Bela salah satu teman Lidya.

"Gue ngak tau tapi yang pasti dia berjalan ke arah Ana dkk" Jawab Lidya.

"Mungkin Ana dkk buat masalah sama kak Gara" Ucap Novi dengan memgendikan bahunya.

"Menarik nih" Ucap Lidya dengan tersenyum smirk. "Gue yakin Ana pasti mau di labrak sama mereka"

"Loh An kak Gara kok kayak mau ke sini ya?" Tanya Ila yang menyadari jika Gara dkk berjalan ke arah mereka.

"Perasaan lo aja kali" Jawab Ana. Namun ia juga memikirkan hal yang sama. Akan tetapi ia tetap berfikiran jika Gara mungkin ingin menghampiri orang yang berada di sampingnya.

ANA ALEXANDRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang