Abyakta Hastungkara

18.1K 776 15
                                    


Abyakta Hastungkara, bayi kecil lucu yang kemarin baru saja menikmati dunia. Kemarin pukul 10 pagi, Gege melahirkan bayi laki-laki secara sesar di salah satu rumah sakit daerah. Bayi dengan bobot 3,8 kg dan panjang 50 cm terlahir selamat dan sehat.

Bayi dengan 90% duplikat Andanu dan sisanya adalah bagian Gege. Gege sepertinya hanya diberi tugas mengandung, menyusui dan merawat saja. Bagaimana tidak, wajah Baby Aby sangat menduplikasi ayahnya waktu bayi dulu. Mama Sonia sendiri mengatakan jika ia seperti bertemu Andanu bayi tapi ditahun berbeda. Gege hanya menyumbang bentuk rambut saja.

"Ini mah mukanya Danu banget. Jan! Nggak ada duanya!" Mama Sonia yang menggendong Baby Aby sangat kagum dengan cucu pertamanya itu. Cucu pertama yang sangat diidamkan dari dulu.

"Bunda-nya yang ngandung malah nggak dapet apa-apa. Hahaha." Kelakar Ayah Hadi sambil menyuapi Gege makan. Gege hanya cemberut mendengar ucapan Ayahnya.

Andanu sedang pulang untuk mengambil keperluan Baby Aby dan istrinya. Sedangkan di ruangan Gege ada Papa Arya, Mama Sonia, dan orang tuanya. Mereka dari tadi pagi sudah ada disini untuk menjenguk Gege dan juga Baby Aby. Bergantian dengan Andanu yang sudah dari kemarin selalu ada disamping Gege.

"Nduk, langsung diadain aqiqah ndak minggu depan?" Celetuk Papa Arya yang duduk disamping istrinya yang sedang menggendong Baby Aby.

"Katanya Mas Danu langsung, Pa. Kambingnya udah di pesenin juga ke blantik."

"Lho nggak jadi catering, Nduk?"

"Nggak deh, Bun. Mas Danu pengen nyembelih sendiri kambingnya."

"Iya, bener gitu aja. Lebih afdhol." Mama Sonia menyahut ucapan menantunya.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Semua yang ada diruangan itu menjawab serempak salam Andanu.

"Darimana aja, Le?" Tanya Papa Arya saat Andanu mendudukkan tubuhnya di kursi samping Gege.

"Ini lho, Pa. Ambil keperluannya Aby sama Gege. Tadi katanya jarit-nya kurang, jadi sekalian ambil." Ujar Andanu sambil menunjukkan apa saja yang ia bawa dari rumah tadi.

"Bukannya keperluannya ada yang beli dirumah sakit ya, An?"

"Iya, Pa. Tapi cuman sebagian. Kayak gerita-nya Aby, baju, sama keperluan mandi. Tadi juga sekalian absen ke kantor desa."

"Oalah, gitu."

Andanu menata baju Baby Aby, baju ganti Gege dan keperluan lainnya di laci samping ranjang Gege. Tidak banyak memang, tapi cukup untuk 3 hari kedepan. Karena setelah itu, kemungkinan Gege akan diperbolehkan pulang. Mengingat kondisi Gege cukup optimal dan tidak ada masalah yang serius.

"Udah makan, Yang?"

"Udah, tadi disuapin sama Ayah. Mas udah makan?"

"Udah tadi sama Juna di RC."

"Oh, iya. Tadi dirumah Mas dikasih Mbak Ratna daun katuk. Katanya baik buat ngelancarin ASI. Tak taruh kulkas terusan. Besok kalo udah pulang biar dimasak sama Mama atau Bunda, terserah."

"Nah iya! Besok tak masak e sama Besan. Ya San ya?" Mama Sonia menyahut ucapan Andanu.

"Iya, San. Siap!" Jawab Bunda Ery semangat.

Selepas ba'da dzuhur, semua orang tua pulang meninggalkan Andanu dan Gege sendirian. Mereka kemungkinan akan kembali ba'da magrib nanti. Andanu tentu saja sangat senang. Sejak tadi ia tidak bisa bermesraan dengan istrinya karena malu dilihat orang tua dan kedua mertuanya.

"Udah sholat ashar, Mas?" Gege terbangun dari tidur sorenya karena suara pintu berderit. Dilihatnya Andanu yang memakai sarung dan baju koko lengkap dengan pecinya. Tampaknya Andanu baru saja dari masjid rumah sakit.

Mas KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang