Manja

30.9K 832 11
                                    


"Uhuk! Uhuk! Aaaa, sakit Yang!"
"Pusing! Mau muntah."

"Makanya diminum dulu obatnya, Mas. Biar cepet sembuh."

"Nggak mau ih! Pait kayak mukanya si Junet!"

Seminggu setelah semua acara pernikahan, Andanu disibukkan dengan banyak berkas dan masalah di perkebunan yang gagal panen. Karena terlalu memforsir tenaganya, akhirnya hari ini dia tumbang dan berakhir lemas di atas tempat tidur.

Gege mau tidak mau harus selalu disamping Andanu dan membatalkan jadwal COD dengan semua costumernya. Karena sejak akhir kelas 12 kemarin ia sudah menekuni usaha online di bidang fashion. Mulai dari baju-baju kece dan masa kini, tas-tas ucul masa kini dan lain sebagainya. Dan bisa dibilang usahanya lancar jaya tanpa hambatan yang berarti. Sekarang ia sudah memiliki 20 reseller lebih.

Andanu yang memang dasarnya sudah manja terhadap istrinya, sekarang bertambah parah. Banyak sekali keluhan lelaki itu. Seperti,

"Jangan kemana-mana! Disini aja! Awas aja kamu."

"Jangan dilepas pelukannya!"

"Jangan main hape!"

"Elusin kepala Mas, Yang! Jangan bengong aja."

"Ciumin kepala Mas dong. Pusing nih!"

Gege hanya bisa berucap kata sabar dalam hatinya. Ia diberitahu Mama Sonia jika Andanu akan lebih manja dan menyebalkan saat sakit. Dan ternyata terbukti. Ia tidak bisa lepas dari belitan kingkong ini selama semalaman. Ditambah pagi ini yang merupakan puncak dari sakitnya Andanu.

Batuk, pilek, pusing dan mual. Semua itu adalah gejala yang dikeluhkan Andanu dari tadi pagi saat bangun tidur. Temperatur badan Andanu pun mencapai 38 derajat Celcius lebih. Dan itu sukses membuat Andanu lemas tak berdaya.

"Kotak obatnya dimana, Mas?"

"Ada di laci baris kedua." Andanu terlihat pucat dengan hidung merah dan mulut sedikit terbuka karena ia tidak bisa menghirup oksigen dari hidung. Kasian banget sih Mas.

"Tak ambilin sirup aja ya? Lepas dulu, Mas."

Andanu menggeleng di pelukan Gege. Mereka berbaring dengan Andanu yang meringkuk menimpa tubuh mungil Gege. Sesak? Tentu saja. Suami kingkongnya ini sedang mode baby, jadi Gege memaklumi hal itu.

"Lho kok nggak mau? Mau sembuh nggak?"

"Mau. Tapi kamu disini aja. Nggak boleh pergi!"

"Terus siapa yang ambilin sirupnya, Mas? Tuyul?"

"Suruh Juna atau Sasa ambilin. Terus bawa kesini."

"Ya Allah. Itu cuman 10 langkah aja dari sini, Mas. Nggak akan lama kok. Lepas dulu ya?"

"Nggak mau! Sekali nggak ya nggak! Telpon aja Juna, suruh kesini." Huh! Cukup menyebalkan dan menghabiskan sebagian stok kesabaran Gege kalau begini. Kalo bukan suami udah Gue tendang!

"Oke oke. Aku telpon dulu ya? Jangan teriak-teriak, nanti tenggorokannya tambah sakit."

Gege mengambil ponselnya yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Mencari nomor adik iparnya dan mendial nomor itu. Tak berselang lama, panggilan itu terjawab.

"Hm, ya. Kenapa?"

"Mas Jun--,"

"Jangan panggil 'Mas' Yang!!" Maklumlah, lidah ndeso Gege belum terbiasa dengan panggilan itu.

"Juna, Mbak boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa, Mbak?"

"Kamu ke kamarnya Mbak dulu ya? Bisa nggak? Nanti langsung masuk aja. Pintunya nggak dikunci kok."

Mas KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang