Mama toxic

15K 749 10
                                    


Setelah drama mual muntahnya Andanu, gejala lainnya bermunculan seiring dengan bertambahnya umur kehamilan Gege. Memang bukanlah Gege yang menjalani, hampir semua gejala orang hamil pada umumnya dialami oleh Andanu. Gege hanya sering merasa lelah dan mengantuk. Hanya itu. Sangat aneh bukan? Tentu!

Sekarang ini memang mual muntah Andanu tidak terlalu sering terjadi, tapi perubahan lain semakin terlihat jelas. Contohnya, lebih sensitif atau moody-an. Dan ketahuilah, itu sangat meresahkan bagi Gege.

"Yang, buatin udang balado dong. Mas ngidam."

Nah satu lagi, nafsu makan Andanu sekarang juga sedang menduduki puncaknya. Pak Kades itu sekarang gampang lapar dan doyan sekali ngemil. Setiap hari kulkas haruslah penuh dengan buah-buahan dan beberapa macam kue. Karena sewaktu-waktu Andanu bisa makan dan ngemil seenak hatinya.

Perduli apa Andanu soal berat badan, yang penting ngidamnya terpenuhi dan dirinya puas. Dan buktinya dari yang sebelum menikah ia hanya berbobot 67 kg dan sekarang hampir mendekati angka 80. Sangat fantastis bukan?

"Hm? Udang balado?" Gege mengelus lembut kepala suaminya yang berada di pahanya. Sekarang ini mereka sedang menonton televisi.

Lebih tepatnya Gege yang menonton drakor sedangkan Andanu hanya mendusel-dusel perut buncit istrinya.

"Iya, sekarang buatin ya?"

"Oke deh. Bangun dulu, Mas. Aku mau ke dapur." Andanu bangkit dan mengekori Gege ke dapur.

Gege yang merasa diikuti menoleh ke belakang. "Lho? Ngapain ikut? Udah, duduk aja disana sambil nonton TV."

Yang diperintah menggeleng. "Mau liat kamu masak."

Karena suaminya sedang di mode moody-an, Gege mengalah. "Yaudah ayo. Tapi Mas duduk di kursi meja makan aja ya?" Andanu mengangguk patuh.

Ting Tong! Ting Tong!

Saat Gege sedang memotong bawang bombay, terdengar bel rumah berbunyi dua kali.

"Tolong bukain, Mas. Siapa tau urusan kantor kamu."

"Oke." Andanu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke depan kearah pintu utama.

Ceklek!

Pintu terbuka menampilkan Mama Sonia dan Arsha yang berpakaian formal. Sepertinya mereka baru saja menghadiri kondangan. Andanu mempersilahkan mereka setelah menjawab salam.

"Dari mana aja, Ma?" Andanu menyambar tas dan paper bag yang dipastikan itu adalah souvernir pernikahan.

"Kondangan di hajatannya Pak Suryo." Kata Mama Sonia sambil mengibaskan tangannya berulang kali untuk mengusir panas yang ia dapatkan diluar rumah tadi.

"Mbak ipar mana Mas?" Tanya Arsha sambil membuka kerudung segiempat yang sejak 2 jam lalu melilitnya.

"Tuh, dibelakang. Lagi masak udang balado buat Mas. Ngidam soalnya." Jawab Andanu sambil memposisikan kipas angin yang berada di ruangan agar Mama Sonia dan Arsha dapat menikmati kesegaran putaran anginnya.

"Wuih! Nanti icip-icip ah! Pas banget aku kesini Mbak ipar lagi masak."

"Heh! Nggak ada! Itu buat Mas tau. Limited Edition!" Enak saja masakan buatan istrinya itu di makan orang lain. Meskipun itu adiknya sendiri.

Arsha mengerucutkan bibirnya kedepan. "Eleh! Dasar pelit!"
Sedangkan Andanu tidak peduli.

"Yeee, biarin! Sana buat sendiri. Katanya juara 1 MasterChef? Mana buktinya?" Arsha semakin kesal karena ejekan Andanu.

"Huuu! Nggak temenan aku sama Mas! Aku temenan sama Mbak aja."

"Hustt! Jangan rame, Mama kepanasan nih!"
"Istrimu mana, An?"

Mas KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang