Rahasia Andanu

14.7K 680 5
                                    


Sejak kejadian Andanu yang mual muntah karena bau durian satu bulan lalu, Gege tidak memperbolehkan Andanu keluar rumah terlalu sering. Karena sekarang masih musim durian, yang artinya akan banyak penjual durian di luar sana.
Jadi untuk mengantisipasi terjadinya muntah di tengah jalan, Andanu harus mengurangi mobilitasnya untuk keluar.

Semua ini karena kehamilan istrinya. Jika keadaan seperti biasa, Andanu akan biasa saja mencium bau durian. Bahkan durian masuk dalam list favoritenya kategori buah lunak.
Jika pun ingin keluar, Andanu harus memakai masker yang benar-benar bisa menjaga hidungnya dari bau durian.

"Maskernya jangan lupa, Mas."

"Oh, iya kelupaan. Hehehe. Tolong ambilin, Yang. Maskernya ada di atas meja makan tadi."

Gege mendengus pelan. "Kebiasaan. Bentar tak ambilin."

"Nih, jangan di copot kalo belum sampek kesana. Aku nggak tanggungjawab kalo Mas muntah-muntah di jalan." Gege menyerahkan 2 lembar masker medis kearah Andanu. Andanu menerimanya dan langsung menggunakan 2 lembar masker itu.

Kenapa 2? Karena 1 masker tidak bisa menanggulangi bau durian yang sangat menyengat itu. Jadi Andanu memilih aman saja.

Rencananya hari ini Andanu akan menjenguk salah dua usaha keluarganya yang berada di desa sebelah. Sektor perikanan dan sektor perkebunan akan ia tinjau hari ini bersama beberapa pengurus lainnya. Sudah lama ia tidak menengok sendiri usaha keluarganya.
Ia akan berangkat sendiri kesana. Tapi ia juga tidak akan membiarkan istrinya sendirian di rumah. Mamanya akan menemani istrinya nanti, mumpung Mamanya juga tidak dinas hari ini.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam. Ayo masuk, Ma. Mas Danu bentar lagi mau berangkat." Gege mempersilahkan Mama Sonia untuk masuk.

"Eh, Mama. Titip istri Danu dulu ya?" Andanu yang baru keluar dari kamar langsung menyalami tangan Mama Sonia.

"Iya-iya. Kayak sama siapa aja."

"Eh, nanti kalo pulang tolong beliin dispenser ya, Dan? Papa kemaren lupa beli."

"Iya, siap."

"Danu berangkat dulu."

Andanu beralih kearah Gege. "Yang, Mas berangkat dulu. Nanti kalo ada apa-apa langsung telpon Mas, oke?" Pesannya.

Yang diperintah mengangguk patuh.

"Iya. Mas ati-ati. Jangan ngebut meskipun cuman tempatnya di desa sebelah." Kata Gege sambil mencium tangan Andanu dengan takzim dan Andanu mencium keningnya mesra.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam!" Jawab Mama Sonia dan Gege serempak.

Setelah Andanu pergi, Gege dan Mama Sonia masuk kedalam rumah. Mama Sonia sudah menyiapkan planning untuk mengisi kegiatannya hari ini bersama menantunya. Yang pasti akan seru jika dilakukan bersama.

"Udah sarapan belom, Ma?" Gege mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.

"Belom sih. Kamu masak apa, Nduk?"

"Masak cah kangkung sama tempe mendoan sekalian sama sambel terasi. Mama mau makan?"

"Boleh, Mama juga laper banget ini." Memang benar jika Mama Sonia sekarang ini sedang kelaparan. Tadi saat dirumah ia tidak sempat sarapan karena Andanu menyuruhnya kesini jam 6 pagi.

Kenapa tidak Gege saja yang kerumah Hastungkara? Karena Mama Sonia sendiri yang ingin menemani Gege di rumah Andanu. Lagipula, rumah Hastungkara dengan rumah Andanu tidak jauh sama sekali. Karena wilayahnya juga masih satu desa.

Mas KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang