Gek Ndang Rabi, Le

21.1K 952 12
                                    

Yok lanjut lagi yok, one day five parttt!!

"HEI!! BUNDA NGGAK GEMUK YA!! MOUTH SIAPA ITU YANG NGOMONG!! SINI!" Sahut kesal Bunda Ery dari dalam rumah, karena ia, suaminya dan juga Gege sedang menonton televisi bersama.

Bunda Ery memang sensitif jika ada yang mengomentari bahwa ia gemuk. Karena itulah ia menjadi instruktur senam. Ia sangat memuja tubuh ideal meskipun sudah berbuntut dua.

"Abang yang bilang Bunnn!!" Jawab Yusuf dengan berteriak dari luar.

"Heii! Mana ada! Ucup yang bilang Bunnn!" Elak Gandhi.

Bisa runyam nih kalo diterusin. Batin Yusuf berbicara.

Yusuf segera masuk kedalam rumah dan menemui Gege. Jika ia meladeni Gandhi, maka semalaman pun tidak akan habis. Ia dan Gandhi adalah partner serasi untuk bertengkar dan bercanda. Akan selalu ada bahan dan topik untuk bertengkar ataupun saling menjaili satu sama lain.

"Maaf Bun, tapi Yusuf beneran nggak ngomong gitu kok. Suer deh." Rayu Yusuf saat ia sudah berada di tengah-tengah keluarga Gege.

"Iya, Santuy wae. Gandhi emang gitu,  julid." Emak-able banget ya kak.

"Nah, gitu dong. Bunda cantik deh." Goda Yusuf.

"Heh heh!" Giliran Ayah Hadi yang jealous istrinya di puji orang lain.

"Eh, ada Ayah. Maaf, Yah. Hehe." Yusuf hanya nyengir melihat ayah Gege hampir mengeluarkan taringnya.

Ayah dan Bunda, Yusuf memanggil ayah dan ibu Gege dengan sebutan yang sama dengan Gege bukanlah tanpa alasan.

Bukankah darah lebih kental daripada air? Ah, istilah itu ya? Maaf, tapi itu tidak berlaku untuk Gege dan Yusuf. Kedua keluarga mereka lebih pantas disebut keluarga adik dan kakak. Mungkin karena saking eratnya tali persaudaraan mereka. Karena kedua orang tua mereka dulunya adalah sahabat karib. Lebih tepatnya Ayah Gege dan Ayah Yusuf adalah sahabat dari kecil.

Jika Yusuf memanggil orang tua Gege dengan panggilan yang sama dengan Gege, maka Gege pun juga begitu. Ia memanggil ayah dan ibu Yusuf dengan sebutan yang sama dengan Yusuf. Yaitu, Papa dan Mama. Kedua orangtua mereka juga sudah menganggap Gege dan Yusuf adalah anak mereka sendiri.

"Mau cari surat pengantar ke RT ya?." Tanya Bunda Ery.

"Iya Bun, Mama suruh cepet-cepet cari KTP. Kalo nggak nanti di coret dari KK." Ujar Yusuf sambil mendudukkan tubuhnya di sofa sebelah Gege.

"Hahahaha, ada-ada aja Mama kamu." Bunda Ery dan Ayah Hadi tertawa keras karena ucapan Yusuf.

"Ge, ayo! Nanti keburu malem." Ucap Yusuf sambil melirik ke arah Gege yang berada di samping kanannya.

"Ini juga udah malem, Sutris!!"
"Dari tadi Gue tungguin nggak dateng-dateng!" Sambung Gege kesal karena ia menunggu dari Ba'da isya' sampai jam menunjukkan pukul 8 malam.

"Ye Maap. Tadi tuh ada panggilan alam." Jawab Yusuf.

"Udah, kalian berangkat sana." Ujar Bunda Ery kepada kedua anaknya.

***

Sementara itu di kediaman Hastungkara yang bisa dibilang mewah. Satu keluarga sedang berkumpul untuk makan malam. Anggota keluarga tersebut terdiri dari Andanu, Papa Arya, Mama Sonia, Arjuna dan Arsha, yang semua nama belakangnya bermarga Hastungkara. Marga ini didapat dari kakek moyang keluarga ini. Dan keluarga ini adalah keturunan ke-6 dan ke-7 keluarga Hastungkara.

"Cause I-I-I'm in the stars tonight, So watch me bring the fire and set the night alight (hey), Shining through the city with a little funk and soul, So I'ma light it up like dynamite, whoa oh oh."
"Dy-na-na-na, na-na, na-na-na, na-na-na, life is dynamite, Dy-na-na-na, na-na, na-na-na, na-na-na, life is dynamite, Shining through the city with a little funk and soul, So I'ma light it up like dynamite, whoa oh oh."
"Junaaaa!! Diem! Taruh Headphone-nya!." Mama Sonia kesal karena anaknya yang satu ini adalah maniak K-Pop. Jika tidak sedang melakukan apa-apa mungkin tidak masalah jika Juna terus bersahabat dengan Headphone-nya. Lah ini?? Saat ini mereka semua sedang makan! Dan dengan tidak tahu dirinya Juna memakai barang itu dan bernyanyi dengan suara seperti ular tercekik. Bagaimana tidak terganggu coba?

Mas KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang