Tak ada yang lebih bahagia dari keinginan yang terwujud, tak ada yang lebih indah dari cita-cita yang dikabulkan. Nyatanya, semua yang ada hanya butuh proses untuk mekar.
🌼🌼🌼Happy Reading guys
Jangan lupa follow akun ini
Makasih udah selalu baca
🌼🌼🌼Tak ada yang lebih bahagia dari keinginan yang diwujudkan, karena pada dasarnya kebahagiaan bukan dari hal yang besar, tapi hal kecil yang selalu ada untuk di semogakan. Kehadiran Mentari adalah luka bagi keluarga Raina, tapi bukan berarti hadirnya harus di benci dan tak dianggap ada. Meninggalnya Raina, adalah lahirnya Mentari yang selalu membuat mereka bahagia. Bahkan Surya dan Dina yang sudah mengantongi izin adobsi tak henti-hentinya berusaha untuk memberikan hal yang terbaik agar Mentari tetap bahagia. Ya, walau pun satu tahun setelahnya mereka memiliki anak sah. Dinda dan Mentari adalah buah hati dan permata bagi Dina dan Surya. Saling melengkapi dan saling menyayangi itu lah yang tercermin dari mereka.
Hari ini dua kakak beradik itu saling menggegam, berjalan ke pusat mall untuk membeli perlengkapan sekolah yang sudah usai. Dinda berada di kelas 3 SMP sementara Mentari akan masuk ke bangku SMA. Tentu saja sebagai adik yang baik, mereka ingin saling melengkapi satu sama lainnya.
"Kak, aku dengar SMA Citra Bangsa banyak cogan loh. Aku yakin kakak begitu kakak masuk, kakak langsung jadi pacar mereka," ucap Dinda pada sang kakak yang terus mendengarkan dirinya bercerita.
"Kakak justru takut," balas Mentari membuat Dinda menautkan kedua alisnya.
"Takut? Kenapa?" tanya Dinda pada Mentari. "Bukannya bersyukur, ya, kak? Karena jarang loh wanita cantik kaya kakak."
"Gak apa-apa. Kakak ke sana, kan, untuk ke sekolah. Gak tahu, deh bisa beradaptasi sama lingkungan sekolah sana atau enggak. Karena selama ini cuman bisa di rumah aja," balas Mentari yang tentu saja bukan hanya di dengar Dinda, tapi Dina yang turut serta membantu mereka. Dina yang hanya bisa terdiam sembari memperhatikan mereka dari belakang.
"Kuncinya cuman percaya diri aja, kak. Kaya Dinda, dong, harus selalu percaya diri," sahut Dinda pada sang kakak.
"Kurang satu lagi," timpal Dina yang merangkul pundak Mentari dari arah samping.
"Apa Bun?" tanya Dinda pada bundanya.
"Bawel."
"Bunda, mah."
Mentari pun tertawa mendengar itu. Baginya Dinda adalah adik terbaik. Suka sekali memberikan semangat pada dirinya yang tak percaya diri. Selalu menemani dirinya pulang sekolah walau pun ia tahu bahwa Dinda saat itu lelah. Pokoknya Dinda adalah adik terbaik menurut dirinya.
"Kita mau beli apa dulu?" tanya Dina pada anak-anaknya.
"Tas?"
"Ayok."
Atas jawaban yang diberikan oleh Dinda, mereka pergi ke tempat tas. Tas sekolah yang bukan sembarang tas, tapi bermerek rupanya. Tentu saja sebagai orang tua, Dina ingin memberikan hal yang terbaik, khususnya pada Mentari. Ia tak mau Raina kecewa karena ia membedakan kasih sayang antara Dinda dan Mentari. Keduanya sama-sama seorang anak, hanya saja mereka beda rahim dan ayah. Cukup lama kiranya mereka memilih tas hingga pada akhirnya mereka sudah membawa dua tas yang mereka pilih sesuai dengan keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG)
FanfictionAkan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata, doa yang selalu teriring untuk pencapaiannya, nyatanya kembali pada takdir yang menentukan semuanya. ~Mentari Putri Diana~ Bercerita tent...