Dari sini kisah kita dimulai
Kisah yang tak pernah tahu endingnya seperti apa, hanya bisa saling tahu tanpa saling mengenal.
🌼🌼🌼Happy Reading guys
Jangan lupa give me 50 komen 🌼
🌼🌼🌼"Hati-hati ya sayang. Nanti sepulang sekolah ada pak Anton yang akan jemput kamu, ya," ucap Dina ketika Mentari ingin keluar dari mobilnya.
Langkah kaki Mentari terhenti. Ia termenung di depan sebuah pintu yang terbuka lebar saat ini. Ada keraguan dari dalam dirinya ketika melihat siswa dan siswi yang terlihat memasuki sekolah yang sama dengan dirinya. Apakah nantinya ia bisa bersosialisasi dengan mereka? Atau akankah ia dapat teman di sekolah ini? Melihat keraguan tercetak jelas di wajah Mentari membuat Dina mengelus rambut panjang anaknya saat ini.
"Ada apa sayang?" tanya Dina pada anaknya.
Mentari pun menggelengkan kepalanya. Ia kemudian tersenyum dan meraih tangan sang bunda lalu menciumnya saat ini.
"Mentari berangkat, ya, Bun. Assalamualaikum."
"Walaikumsallam sayang. Hati-hati ya!" seru Dina sebelum meninggalkan pagar sekolah dengan mobilnya.
Langkah kaki Mentari terus masuk ke dalam. Walah ada keraguan dan kecemasan dalam dirinya ia terus melangkahkan kakinya. Ia harap akan ada teman yang mengajak nya bermain bersama. Begitu kakinya masuk ke dalam, lapangan sekolah itu sudah penuh dengan para siswa baru yang memang dalam hari pertama ini masa keakraban sekolah. Mentari yang bingung pun hanya bisa terdiam. Ia harus berada di barisan yang mana? Begitu ramai seperti ini membuat ia pusing melihatnya.
"Jurusan apa kamu dek?" tanya salah satu kakak kelas perempuan yang menghampirinya. Perempuan itu terlihat menggenakan almamater OSIS di SMA Citra Bangsa.
"Saya IPA kak," balas Mentari bingung.
"Pojok sendiri ya! Di bawah pohon! Ayo cepat acara sudah di mulai!" seru kakak kelas itu membuat Mentari menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih kak!"
Mentari yang mengetahui acara sudah mulai berlari kecil menyusuri para siswa dan siswi yang saat ini sudah berbaris di tengah lapangan sekolah. Terlihat juga beberapa guru sudah melakukan sambutan di sana. Apa ini? Kenapa ia bisa telat seperti ini? Mengetahui ia telat, yang bisa ia lakukan hanyalah mendengarkan. Barisannya pun berada paling belakang dari teman-temannya. Saat teman-temannya kepanasan ia terasa segar dan tak kena matahari karena ada pohon yang melindungi dirinya. Ia bersyukur karena ia tak bisa terkena panas matahari yang berkelanjutan selama hidupnya.
Semua sambutan guru dan kepala sekolah pun sudah tersampaikan. Dari kejauhan ia melihat seorang pria bertubuh tinggi menaiki podium saat ini. Matanya terpana melihat bagaimana rupa dari pria yang saat ini sedang berdiri di podium.
"Selamat pagi semuanya!"
"Pagi kak!"
"Gimana kabar kalian? Perkenalkan saya Yuda Mahendra. Saya di sini sebagai ketua OSIS SMA Citra Bangsa. Selamat datang kepada adik-adik semua, semoga bisa mengikuti kegiatan MOS ini dengan penuh semangat, ya!"
Yuda Mahendra adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Rupanya begitu tampan untuk di pandang. Apa lagi tinggi yang semampai membuat dari posisi mana pun akan terlihat tampan. Yuda di kenal sebagai ketua OSIS yang tegas tapi juga santai. Ia tidak suka tertekan tapi selalu menekan orang lain yang ada di sekitarnya. Tapi bagaimana pun Yuda, para siswi di sekolah akan berteriak histeris ketika ia mengedipkan mata atau hanya sekedar berjalan di samping mereka. Ya, itu semua berkat ketampanan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG)
FanfictionAkan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata, doa yang selalu teriring untuk pencapaiannya, nyatanya kembali pada takdir yang menentukan semuanya. ~Mentari Putri Diana~ Bercerita tent...