Tidak ada orang tua yang tidak mencemaskan anaknya. Hanya saja cara mereka bertindak dan peduli tak sama. Tapi kembali lagi, setiap orang tua tidak akan pernah menjerumuskan anaknya dalam hal-hal yang berbahaya.
🌿🌿🌿🌿
Happy Reading
Baca cerita ibunya dulu di Raina, Hujan Telah Datang biar tahu kelanjutan nya ya🌼
Cerita ini akan up tiap hari.
Give me 50 komen 🌼🌼🌼🌼🌼
Surya baru saja tiba setelah pulang dari kantor dan utusan bisnisnya. Berjalan masuk ke dalam rumah menemukan dua perempuan yang amat ia sayangi di dunia. Dinda dan Dina istrinya terlihat sedang menghabiskan waktu bersama dengan masak makan malam mereka. Yap, memang hari ini jam masih menunjukkan pukul 17.00 sore, tapi kebiasaan keluarga kecilnya memang seperti ini. Memilih untuk memasak dari pada membeli di luar yang kita tidak pernah tahu kualitas makanannya akan seperti apa.
"Ya, Allah. Kenapa diam aja mas? Panggil dong biar aku tahu kamu pulang," ucap Dina yang segera mendekati suaminya dan meraih tas kerjanya.
Surya pun mencium kening kepala Dina. Wanita pertama yang menerima kondisi adiknya dan merawat anak adiknya dengan penuh cinta. Sampai-sampai Mentari tak merasakan bahwa kasih sayang Dina sebatas ibu tiri saja bukan ibu kandung seperti Dinda.
"Gak apa-apa. Kamu sama Dinda masih asyik sekali masak. Masak apa sih kalian?" tanya Surya pada sang istri.
"Ayah suka jengkol, kan? Ini Dinda masih buatin untuk ayah loh," sahut Dinda yang ternyata sedang mengaduk sayur yang sebentar lagi akan matang.
"Wah pasti enak, nih. Masakan anak ayah, kan, selalu enak," balas Surya membuat Dinda tersenyum dan mengacungkan kedua jempol nya.
Tatapan Surya kemudian seperti mencari sesuatu. Tak biasanya mereka hanya masak berdua. Pasalnya setiap kali ia pulang dari bekerja, ada tiga orang yang tentu saja masak untuk makan malam keluarga mereka. Entah Dinda yang sibuk membersihkan sayur atau Mentari yang sibuk dengan kegiatannya. Tapi sore ini tak satu pun keberadaan Mentari ia temukan. Surya yang merasa bingung menatap istrinya.
"Cari Mentari, ya?" tanya Dina pada Surya.
"Iya. Kemana dia? Apa masih belajar? Tumben sekali tidak bantu masak," balas Surya.
"Mentari belum pulang sekolah. Di hubungi juga hanya ceklis dua. Sudah aku coba untuk telepon, tapi ya begitu. Kata Dinda dia sedang eskul," balas Dina yang memang apa adanya.
"Eskul? Mentari agropobia mana mungkin dia bisa beradaptasi dengan lingkungan secepat itu. Ini yang aku takutkan, takut kalau -----"
"Mas, lebih baik kamu mandi dulu, ya. Setelah itu duduk dan minum teh dulu. Aku yakin Mentari bisa menjaga dirinya," ucap Dina yang berusaha untuk menenangkan pikiran negatif dari suaminya.
Surya yang mendengar itu hanya bisa mengusap wajahnya secara kasar. Ia berjalan menaiki tangga dan meninggalkan Dina yang juga sebenarnya merasa khawatir, tapi ia percaya pada Mentari, bahwa anaknya itu tak akan mungkin seperti itu. Belum lama ia berpikir demikian, suara motor sport memasuki halaman rumah mereka. Ia berjalan cepat menuju jendela dan melihat dari balik gorden bahwa Mentari pulang di antar pria yang ia ketahui bernama Yuda. Namun pria itu hanya sebentar setelah Mentari turun dari motornya, pria itu tampak pergi dan membuat Mentari masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG)
FanfictionAkan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata, doa yang selalu teriring untuk pencapaiannya, nyatanya kembali pada takdir yang menentukan semuanya. ~Mentari Putri Diana~ Bercerita tent...