|MSH 28| Terlambat

813 66 20
                                    

Anggap saja ini situasi yang diberikan oleh takdir untuk membuat kita saling bertemu, menyapa, bahkan melihat senyuman mu dibalik wajah yang lelah.
|Yuda Mahendra|

🌴🌴🌴🌴

Beb jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komen ya. Ini kenapa yang komen dari banyaknya pembaca cuman 1 orang aja? 😭 Kalian minta next aku turutin loh. Please guys biar sama-sama enak yang silent reader coba keluar dari singgasananya dan komen di part ini ya 🥰💜

💜💜💜
Kata pepatah tak kenal maka tak sayang, biar kenal cobalah follow dulu sayang 🤣
Happy Reading

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Tutup gerbang dan jaga setiap lokasi yang memungkinkan mereka masuk ke sekolah!" perintah Yuda sebagai ketua OSIS SMA Citra Bangsa pada setiap anggota yang berjaga.

"Siap kak!" seru mereka yang segera menjalankan tugasnya masing-masing.

Kali ini anggota OSIS SMA Citra Bangsa yang berjaga untuk menerapkan aturan di sekolah berjumlah 8 orang. Adapun anggota OSIS itu terdiri dari Yuda, Anara, Rangga, Dewi, Mugi, Gilang, Ramadhan & Bela. Untuk anggota OSIS yang berjaga di gerbang samping tepatnya dekat kantin adalah Dewi, Mugi, Gilang. Gerbang belakang yang kerap kali di jadikan sebagai ajang bolos di jaga oleh Ramadhan dan Bela. Sementara gerbang depan sekolah di jaga oleh Yuda sebagai ketua OSIS, Rangga sebagai wakil ketua OSIS, dan tentu saja Anara sebagai sekertaris.

Jika kalian melihat dengan seksama, ketika Yuda berjaga atau kalian melihat Yuda di sana, maka kalian akan menemukan Anara di sampingnya. Sebut saja Anara menyukainya, fakta itu sudah tersebar ke seluruh bagian sekolah SMA Citra Bangsa. Lalu apakah Anara mendapatkan balasan atas perasaannya? Jawabannya adalah tidak. Bisa dibilang cinta Anara bertepuk sebelah tangan. Yuda yang memang tampan dan tak ingin pacaran membuat Anara paham dan terus mendekati Yuda sebagai satu tim untuk memajukan sekolah mereka. Ya, tentu saja media untuk dia dekat dengan Yuda adalah OSIS.

"Siapa aja yang punya catatan merah?" tanya Yuda seraya mengamati upacara yang baru saja berlangsung di lapangan sekolah.

"Sebentar." Anara terlihat membuka buku catatan merah tentang siapa saja siswa atau siswi yang bermasalah di dalam nya. "Ratna kelas 11 IPS dia sering banget telat, Dewa jelas usah sampe full nih buku. Kalau gue rasa Dewa end the gank gak akan masuk sih kalau ada kita."

"Lo kaya gak tahu dia aja, Ra. Otak mereka itu otak mafia. Nunggu situasi terkondisi baru masuk ke dalam lingkungan sekolah," jelas Rangga yang sudah hafal dengan komplotan nakal tersebut.

"Bener sih gak ada kapoknya tuh mereka," sahut Anara.

"Tumben hari ini gak ada yang telat, ya," ucap Anara mengamati situasi gerbang yang terkondisi.

"Bagus dong kalau gini," sahut Yuda yang bangga jika memang tak ada yang telat hari ini. Dengan tidak adanya orang yang bisa mereka hukum, artinya peraturan yang mereka buat disekolah berhasil untuk di terapkan.

Baru saja Yuda menyelesaikan pembicaraan nya. Sebuah mobil Alphard terhenti di depan gerbang sekolah. Tentu saja tatapan mereka mengarah pada seorang remaja perempuan yang turun dengan tergesa-gesa lalu mendekati gerbang sekolah dengan air matanya.

"Mentari," tutur Yuda yang melihat bagaimana adik kelasnya itu berdiri di depan gerbang sekolah dengan air mata yang mengalir di sana.

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang