|MSH 41| Mentari Sebelum Hujan

1.9K 99 22
                                    

Mau tahu apa yang lebih sakit dari ditinggal pacar? Jawabannya adalah kebohongan. Terkadang seseorang menyembunyikan kebenaran hanya untuk tetap aman, padahal di satu sisi ada orang lain yang akan menerima luka dan dirugikan.
|Mentari Sebelum Hujan|

"Ayo ... Ayo kita semua pemanasan dulu sebelum pak Bagas datang," ucap Rika sebagai ketua kelas IPA 1 memandu teman-temannya.

"Tuh nenek gombel udah nyuruh pemanasan, nanti lagi neduhnya," ucap Ika pada dua sahabatnya yang tengah duduk di bawah pohon mangga.

"Ayok Tar, nanti kita kena marah," ajak Sinta yang menarik tangan Mentari, namun segera ditepis oleh Mentari yang seolah-olah tak butuh itu semua.

Sinta yang mendapatkan perlakuan itu terkejut. Ia melihat bagaimana Mentari berjalan lebih dulu lalu memilih barusan paling belakang dibandingkan dekat dengan dirinya maupun Ika. Namun segera ia tepis pikiran buruk dalam benaknya.

"Mentari mana?" tanya Ika ketika menyadari keberadaan Mentari tidak dekat dengan mereka.

Sinta menunjuk posisi Mentari saat ini. Ika yang ingin menghampiri segera ditahan oleh Sinta.

"Jangan, biarin dia sendiri. Lo tahu sendiri baru masuk kelas aja mukanya udah gak enak, terus hari ini kebanyakan diem," ucap Sinta pada Ika yang menganggukkan kepalanya.

"Anjir bener lagi. Gue juga ngerasa gitu. Kenapa, ya? Apa kita sala ----"

"Woy! Jam olahraga ini bukan jam ngerumpi!" seru Rika yang tampak keganggu dengan acara bisik-bisik dari Ika dan Sinta.

"Dih, siapa juga yang ngerumpi!" balas Ika tidak mau kalah.

"Lo barusan sibuk ngerumpi anjir. Sini panas-panas buat mandu pemanasan, lah lu malah panas-panas in keadaan gue," ucap Rika yang tentu saja sudah lama menahan dendam pada tingkah laku Ika yang berani dan tak mau mengalah padahal salah.

"Terus Lo mau apa?" tanya Ika seraya memajukan posisi badannya.

"Udah, lah, jangan buat keributan," tutur Sinta seraya menahan tangan temannya.

"Lo semua jangan ribut bisa gak, sih? Panas nih. Pemanasan ayo!" ucap salah satu siswa yang bernama Erik. "Kasihan Mentari udah loyo dari tadi ngeliat Lo berdua berantem."

"Dah, ayo pemanasan!"

Akhirnya Rika yang tak mau disudutkan sebagai ketua kelas memulai pemanasan. Kebetulan jam olahraga mereka di pagi hari sangat tepat sekali panas matahari pagi mengenai wajah mereka saat ini. Setelah beberapa menit melakukan gerakan pemanasan, guru olahraga kesayangan banyak murid SMA Citra Bangsa hadir ditengah-tengah lapangan.

"Hari ini olahraga apa pak?" tanya Rika yang menghadap Dion sebagai guru olahraga mereka.

"Kita maen bola voli aja, ya," balas Dion dengan tatapan yang seolah mencari-cari seseorang.

"Siapa yang tidak hadir hari ini?" tanya Dion seraya mengabsen untuk memastikan apakah Mentari hadir hari ini atau tidak.

"Hadir semua pak," balas Rika tegas.

"Tapi kok saya tidak melihat Mentari, ya?" tanya Dion dengan suara yang pelan.

Rika mengarahkan jari telunjuk nya pada baris belakang sendiri, tempat dimana Mentari berada saat ini. "Itu Mentari pak. Samping Erik."

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang