Roda kehidupan akan terus berputar. Setiap roda yang berputar akan mengandung cerita yang bisa dikenang, baik cerita yang menyakitkan atau menyenangkan, cerita yang harus diingat atau dilupakan merupakan sisi lain dari roda kehidupan. Dimasa depan tak ada yang tahu kehidupan kita akan seperti apa. Hanya takdir yang benar-benar bisa membuktikan bahwa hidup kita dengan manusia yang lainnya memiliki cerita yang berbeda-beda.
Cerita kehidupan Mentari adalah cerita yang paling menyedihkan untuk diungkit kembali. Ia pikir selama ini hidupnya bahagia. Ada di tengah-tengah keluarga yang menyayangi dirinya, memiliki kedua orang tua yang selalu mencintainya, tapi ternyata itu hanya manipulasi kehidupan bahagia untuk menutupi betapa sakit hidup mentari di masa lalu. Ternyata ia bukan anak yang sebahagia itu.
"Ayah? Ayah Mentari cuman ada satu."
"Ini ayah, nak. Ini ayah kandung kamu," ucap pria paruh baya yang kembali dengan membawa rasa rindu teramat besar untuk anaknya.
Mentari yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. Ayah? Ini tidak mungkin. Ayahnya hanya Surya. Ayah yang sudah ada ketika bunda Dina melahirkannya. Siapa pria tua ini? Bahkan melihat bagaimana dia terus mendekati dirinya membuat Mentari yang baru saja pulang sekolah merasa cemas dan takut. Ia takut ketika seorang laki-laki asing mendekatinya. Bahkan tubuhnya sudah merespon dengan air mata.
"Ayah Mentari hanya Ayah Surya. Tolong!"
Pria paruh baya yang mendengar itu hanya bisa meneteskan air matanya. Kembali dengan perubahan dan usia yang sudah pria paruh baya membuat ia tak akan menyangka bahwa fisik anaknya begitu mirip dengan Raina. Fisik dan postur tubuhnya mirip sekali dengan ibu kandungnya.
"Kemari, nak. Ini ayah. Ayah sudah kembali."
"Bukan! Kamu bukan ayah Mentari!"
"Ini ayah, nak. Ayah sudah kembali. Ayah akan mengambil kamu dari mereka. Ayo, kita hidup bersama, ya?"
"Ayah tolong Mentari!" seru Mentari mencari Surya yang bahkan tak kunjung menjemputnya.
Dion yang merasa anaknya tak pernah mengenali dirinya hanya bisa menitikan air matanya. Tak ia sangka waktu sudah cepat berlalu. Keluarnya ia dari penjara beberapa bulan lalu membuat ia sangat rindu dengan anaknya. Kerinduan yang teramat besar bagi seorang ayah untuk putri satu-satunya.
"Enam belas tahun yang lalu, saat umur kamu masih satu bulan, kamu dilahirkan dari rahim ibu kamu. Ayah yang saat itu di penjara hanya bisa menerima kenyataan pahit bahwa ayah tidak bisa menemani kamu hingga dewasa. Ternyata putri Raina dan Dion sudah remaja. Kamu anak kami," jelas Dion membuat Mentari yang ketakutan menatapnya dengan tatapan yang bertanya-tanya.
"Raina? Dion?" tanya Mentari yang pada Dion.
"Raina adalah Tante Mentari. Dia meninggal karena kecelakaan. Mentari sering ke makamnya, pergi! Pergi sebelum Mentari teriak!"
Dion yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. Apakah keluarga Raina menyembunyikan fakta yang sebenarnya? Fakta tentang perjuangan Raina untuk melahirkan buah hatinya. Bahkan wanita yang di anggap Tante itu adalah ibu kandungnya. Ibu yang melahirkannya hingga menutup mata.
"Tolong! Tolong!" teriak Mentari histeris membuat beberapa orang berhamburan. Saat itu lah Dion memasuki mobil dan meninggalkan Mentari sendirian.
Ada beberapa fakta yang mungkin hanya menunggu kebenaran akan datang. Karena pada dasarnya kejujuran itu begitu menyakitkan. Menyakiti hati siapa pun yang mungkin tak akan menyangka bahwa perempuan yang sering ia kunjungi makamnya bukan sekedar Tante, melainkan ibu kandungnya.
#TBC
Hay! Ketemu lagi sama Arum. Btw ini Squel RAINA, HUJAN TELAH DATANG.
Yang baru baca cerita ini bisa cek Raina, hujan telah datang untuk tahu kisah sebenarnya hingga menuju cerita ini ya. Kalau gk baca ibunya kalian gak akan paham squelnya 😭💜
Give me 100 komen dong. Beneran ini mah, kalau belum sampe 100 aku gk up. Karena aku butuh effort buat nulis ini guys. Mohon kerja samanya 💜 aku sayang kalian.
Sampai bertemu di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG)
FanficAkan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata, doa yang selalu teriring untuk pencapaiannya, nyatanya kembali pada takdir yang menentukan semuanya. ~Mentari Putri Diana~ Bercerita tent...