|MSH 29| Pingsan?

851 61 1
                                    

Kalau kamu tahu berjuang itu sakit, maka hentikan. Tapi kalau perjuangan itu harus kamu lakukan, maka bertahan dan terus melangkah ke depan, demi hasil yang memuaskan.
~Dion Bagaskara ~

🌴🌴🌴
Jangan lupa guys tinggalkan jejak kalian berupa komen dan vote seperti kemarin ya🥰 satu komen dari kalian sangat berarti besar untuk aku ya guys. Ayo silent reader keluar guys 💜

🌼🌼🌼🌼
UDAH FOLLOW AKUN INI? BELUM?
GAS FOLLOW LAH BESTI.

"Ayo semangat kalian! Masih 9 putaran lagi. Ini adalah hukuman bagi siswa atau pun siswi SMA Citra Bangsa yang tidak taat dengan aturan sekolah!" seru Meli sebagai guru bimbingan konseling di sekolah.

9 orang siswa dan siswi termasuk Mentari saat ini tengah mengelilingi lapangan sekolah sebagai hukuman karena datang terlambat dan tak mengikuti upacara. Padahal Mentari sudah di bela oleh Yuda, namun karena kedudukan guru BK lebih tinggi dari ketua OSIS, Yuda hanya bisa pasrah dan ikut melihat bagaimana perempuan itu mengelilingi sekolah dengan baju olahraga nya.

Disisi lain Yuda yang was-was, ada seorang perempuan tengah bersedekap dada seraya tersenyum miring di tempatnya. Siapa lagi kalau bukan Anara. Kecemburuan nya atas perilaku dan sikap Yuda pada Mentari membuat ia pergi menemui guru BK untuk memberikan hukuman secara langsung pada mereka yang terlambat termasuk Mentari. Yap! Menurutnya ini hukuman paling tepat untuk Mentari yang sudah merebut Yuda dari dirinya.

"Lo yang buat semua ini, kan?" tanya Yuda yang menghampiri Anara.

Anara yang mendengar hal tersebut tampak tersenyum pada Yuda. "Lo ada bukti?"

Melihat Yuda yang terdiam membuat Anara tersenyum di tempatnya. Ia kemudian menunjuk seorang siswi dengan kuciran tingginya, yang baru saja melintas di hadapan mereka. "Lo mau bela, dia, kan? Emang Lo siapanya? Harus profesional, lah. Gue pernah telat aja sama Lo di hukum, masa dia mau dibiarkan gitu aja. Gak adil namanya."

"Dia beda, Ra," sambung Yuda seraya memperhatikan Mentari yang berulang kali menyela keringatnya.

"Beda kenapa? Karena dia gak bisa bersosialisasi? Atau dia lemah?" tanya Anara pada Yuda.

"Dia beda buat gue," timpal Yuda membuat Anara yang sempat melihatnya membuang pandangannya pada Mentari yang terlihat berhenti di tempatnya.

"Ada yang berhenti, tuh, Bu," ucap Anara seolah memberi tahu pada Bu Meli.

"Ayo siswi yang pakai baju olahraga jangan males melanjutkan hukuman. Ayo lari!" seru ibu Meli dengan toak yang ada di genggamannya.

"Lo sengaja?" tanya Yuda pada Anara.

"Kalau iya emang kenapa? Lo gak suka?" tanya Anara menatap dalam Yuda dengan hati yang sesak saat ini. "Lo suka sama dia, kan?"

Mendengar hal tersebut Yuda tak bergeming di tempatnya. Ia hanya bisa terdiam. Tatapan matanya terus terarah pada Mentari yang ia ketahui seolah tidak kuat lagi untuk melanjutkan hukuman dari ibu Meli. Berdirinya ia di sini dengan air minum yang ia genggam sedari tadi adalah untuk menjaga Mentari. Terserah Anara mau berbuat atau berbicara apa, selama ada dirinya, Mentari akan ia jamin baik-baik saja.

"Oh, Lo su -----"

"Jangan usik kehidupan pribadi gue, Ra. Kita cuman sebatas rekan OSIS gak lebih," potong Yuda cepat membuat Anara mengatup mulutnya rapat-rapat.

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang