Author POV
Setelah kepergian mereka secara mendadak kini Dila disibukkan dengan kegiatan beres-beres karena sebentar lagi shift-nya segera habis, dia tak berhenti mendumel dengan kepergian seorang Na Jaemin yang berhutang penjelasan kepadanya.
"Mentang-mentang punya temen cogan aku di tinggalin gitu aja tanpa pamit pula ihh~ kesel sama Nana iiihhh!!!!!" Tanpa sadar kain lap yang dia pegang terlempar dan tak sengaja mendarat di wajah seseorang yang baru saja masuk ke kafe, dila yang melihatnya langsung berlari dan mengambil kain tersebut kemudian meminta maaf atas kecerobohannya.
"Aaaa.. Sorry aku tak sengaja! Sorry ya~ Ehhh.. Jeno?" dia semakin panik
"Cckk.. apa ketampanan ku ini tidak enak di pandang sampai kamu lempar tuh kain ke wajahku? Tega sekali!" Ucap Jeno yang pura-pura kesal
"Kan sudah ku bilang, maaf~ aku nggak sengaja Jeno Leeeee!" malah balik bentak tanpa sadar (ini yang korban siapa sih? 😭)
"Kok malah aku yang seolah yang salah disini ya?" Jeno menatap tajam ke arah Dila
"Maafin ya!" Cicit Dila yang menunduk seperti anak kecil
"Aigoo.. kiyowo~" ucap Jeno tanpa sadar
"Bilang apa barusan?" Dila mencoba memperjelas yang baru saja dia dengar tapi pria itu begitu saja berlalu dan dengan cepat duduk tak jauh dari taman kafe.~~ Skip! ~~
Jeno POV
Astaga,, ada apa denganku! Apa aku sudah tidak waras lagi? Kenapa bisa ngomong gitu di depan dia secara langsung. Aaahhh,, malu banget kalau dia denger dengan jelas!
"Mau pesan apa?" Tawar Dila
"Hati kamu boleh?" dengan spontan jeno menutup mulutnya
"Apa? Coba di ulang!" Intimidasi dimulai
"Heh? it..it..itu aku bilang apa pun yang enak menurut kamu! Hehehe" aku menggaruk tengkukku yang tak gatal
"Kamu kok aneh ya?" curiga Dila
"Cepet lah ambilin. aku cuma bentaran disini!" ucapku ke dia
"Mohon tunggu sebentar ya pak Jono!" Ucapnya berlaluAuthor POV
Selang 10 menit pesanan Jeno pun datang, tapi yang bawa bukanlah Dila melainkan rekan kerjanya yang lain. Jeno yang melihatnya pun langsung bertanya "Kok bukan Dila yang bawa ya?" Jeno celingak-celinguk mencari keberadaan Dila.
"Ahh,, shift Dila udah habis jadi dia bersiap untuk pulang. Aku permisi!" Jeno hanya membalas dengan tundukkan sopanDan tak lama Dila pun keluar dari ruangan staff dengan mengenakan pakaian biasa, Jeno langsung saja melambaikan tangan untuk menyuruh Dila mendekat.
"Kenapa, aku mau pulang nih udah capek".
"Duduk dulu, tunggu minuman ku habis. Aku antar kamu pulang, okkeeyy!"
"Hmm.. aku nggak bisa di boncengin. Nanti ayah ku marah". Cicit Dila
"Kenapa kalau naik motor?" Tanya Jeno penasaran
"Bukan muhrim. Aku jelasin, aku nggak mau di anter naik motor karena kita tidak ada hubungan darah atau bukan pasangan yang sah". Ucap Dila dengan salah tingkah yang berhasil membuat Jeno langsung paham maksud Dila itu apa, dengan santai Jeno menggoda Dila.
"Mau ku sahin? Sekarang yuk!" Berdiri dan menarik kerah jaket yang dila pakai seperti anak kucing.
"Jennnoo!!" Cemberut Dila dengan wajah yang sudah merah akibat godaan yang dilontarkan Jeno barusan.
"Canda manis. Ayo, kamu tenang aja hari ini aku nggak bawa motor. Aku anterin dengan jalan kaki, kata Jaemin jarak rumahmu nggak jauh dari kafe kan ya?"
"Iya cuma 15 menitan udah sampai"Selama perjalanan Jeno dan Dila saling lempar canda dan tawa. jika orang lain melihat mereka seperti itu maka anggapan mereka adalah Jeno dan Dila pasangan yang serasi, namun kenyataannya mereka hanya sebatas teman saja. Tak terasa mereka sudah sampai depan rumah Dila dan Dila menawarkan Jeno untuk masuk tapi Jeno segera menolak karena dia juga harus segera ke tempat tongkrongannya.
"Bener nggak mau masuk?" Ucap Dila
"Lain kali saja" Jeno terlihat memikirkan sesuatu yang terlihat jelas oleh Dila
"Hmm.. ada sesuatu yang pengen kamu omongin?"
"It..it..itu, aduh.. gimana bilangnya ya" gelisah Jeno
"Bilang aja langsung"
"Jadian yuk!" Tatapan Jeno langsung terlihat serius dan Dila terdiam membeku dengan kata-kata yang baru saja Jeno ungkapkan padanya.____ BERSAMBUNG ____
KAMU SEDANG MEMBACA
~~ WHY AM I DIFFERENT? ~~
FanfictionSeorang anak yang ingin mendapatkan keadilan dari Tuhan, ia ingin mendapatkan kasih sayang dari ibu kandung dan ayah sambungnya. Ia tak ingin sesuatu yang lebih, cukup di akui keberadaan seorang Na Jaemin. Ia juga tak mau di bully dengan kata "Anak...