Part 6

393 32 5
                                    

"Kamu!!". Ucap mereka bersamaan.
"Apa yang kamu lakukan disini?". Jaemin masih tidak percaya, temannya Dilla berada di depan rumahnya.
"Seharusnya aku yang bertanya! Apa yang kamu lakukan di rumah ini?". Dilla masih tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya dengan keberadaan Jaemin tepat di samping rumahnya.

"Ini rumahku dan jangan bilang kalau rumah kamu berada di dekat sini?". Jaemin tersenyum melihat Dilla langsung mengangguk pertanda setuju apa yang dikatakan oleh Jaemin.
"Rumah yang itu adalah rumahku! Itu artinya kita bertetangga?!". Menunjuk secara bergantian rumah dia dan rumah jaemin.
"Tapi aku hanya akan kesini jika merindukan rumah ini". Bohongnya.

Dilla Pov

"Astaga! Takdir memang sulit untuk ditebak". Ucapnya dalam hati.
Hampir, aku lupa. Bunda buat sarapan banyak pagi ini, bagaimana kalau aku ajak Nana untuk sarapan bersama saja ya! Apa dia mau?.

"Emm,, Nana. Kamu sendirian disini?". Jaemin mengangguk.
"Iya, aku sendirian. Mama dan Papa lagi sibuk, makanya aku lebih memilih datang kesini saja." Bohongnya lagi.
"Kamu pasti belum sarapan ya? Kalau begitu ayo! Gabung bersama kami, kebetulan bunda masak banyak!". Dilla menyeret Jaemin masuk ke rumahnya. (Seretnya pelan-pelan! :) Emaknya akan murka!😂)

Sesampainya di ruang tamu. Ayah melihat kedatangan kami, aku langsung memperkenalkan jaemin kepada orang tuaku.

"Ayah, ibu, perkenalkan dia Na Jaemin di panggil NaNa. Dia teman pertamaku disekolah".

"Ya Ampun! Kamu lucu sekali." Bunda Lea mencubit pipi Jaemin dengan gemas hingga Jaemin terlihat semakin lucu dibuatnya.
"Bunda, kalau gemas tuh jangan buat anak orang tersiksa". Timpal Ayah.
"Ya Maaf, tau kan kalau bunda tuh tidak bisa liat yang lucu-lucu! Iiihhh,". Kembalikan Nana dicubit (bonyok lama-lama si Nananya 😂)

"Terimakasih Tante,,?".
"Lea! Say my name Bunda Lea. Okey!" Jawabnya antusias.

Jaemin Pov

Keluarga mereka sungguh hangat!
Ayah dan Bunda, Dilla menyambut diriku dengan hangat. Meskipun pipiku rasanya hampir copot, dicubit oleh tante Lea.

"Tuhan, pipiku jangan sampai lepas dari tempatnya!". Pintaku dalam hati.

"Bunda lepasin Nana please! Dilla ajak Nana kesini untuk sarapan bersama kita. Bukan untuk di cubit seperti ini!".
"Hahaha, tidak apa Dilla. Aku tidak keberatan".
"Sudah bertengkarnya? Sekarang giliran ayah! Nak Jaemin, anggap kami juga keluarga ya. Jangan segan-segan sama kami, terutama ke Dilla! Kalau dia nakal di sekolah, Kamu bisa menghukum dia.
Ayo, kita sarapan. Ayah sudah lapar!
Panggil om, ayah Doy!. Nama lengkap ayah Kim Doyoung".

"Tidak usah narsis!". Timpal bunda Lea
"What? Tapi kamu suka kan!". Dia mengedipkan sebelah matanya.
Bunda yang mendengar langsung saja terlihat tersipu malu.
"Mereka sangat manis!".
"Aigo, maaf ya Na. Kamu harus melihat drama sepasang suami istri ini". Canggungnya

"Tidak, aku suka melihat tingkah mereka!".
"Aku juga ingin merasakan hal seperti ini". Sahutku dalam hati.
.
.
.
_BERSAMBUNG..

~~ WHY AM I DIFFERENT? ~~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang