“Ya ampun, ganti baju dulu dek terus sepatunya dilepas, tas nya di taruh di tempatnya. Malah langsung rebahan di sofa,” omel Mama saat melihat Mika sudah rebahan di sofa selepas pulang sekolah. Bukannya bersih-bersih dulu, padahal anak gadis tapi malasnya minta ampun.
“Iya, Mamaaa. Bentar ya adek capek sekolah seharian,” balas Mika dengan mata terpejam, rasanya belum rela untuk beranjak dan membersihkan tubuhnya dulu. Yang sudah ia niatnya sejak jam istirahat pertama adalah cepat pulang dan cepat tidur.
“Jangan suka nunda-nunda sesuatu adek, ayo cepetan bangun, Mama udah masak tuh. Adek beres-beres terus makan ya.”
Dengan tidak rela Mika beranjak sembari menyeret tasnya, Mama yang melihat hanya bisa geleng-geleng kepala maklum. Udah biasa.
Sesampainya di kamar, Mika meletakkan tasnya pada sofa yang ada di dalam kamarnya lalu melepas sepatunya dan berbaring di atas kasur tanpa mengganti seragamnya dulu.
“Males banget, pengen nikahhhh aja sama duda huhuu.”
Mika memejamkan matanya, lagi-lagi gadis itu berkhayal jika dirinya menikah dengan sosok duda tampan yang kaya raya tujuh turunan. Mungkin hidupnya akan lebih bahagia, tidak perlu berangkat sekolah setiap hari, dan yang harus ia lakukan hanyalah menghabiskan uang yang diberikan suaminya.
Mika... andai kamu tau kalau kehidupan pernikahan nggak semudah yang kamu pikirkan :)
“Tapi kalau misal iya, om duda pasti lebih milih Mama. Soalnya Mama kan janda kembang,” gumam Mika lalu mengerucutkan bibirnya. Kadang ia lupa jika Mama nya adalah janda cantik yang menjadi idaman para pemuda dan bapak-bapak di komplek perumahannya.
Saat sedang asyik-asyiknya melamun dan berkhayal, Mika dikejutkan dengan ketukan di pintu kamarnya, di susul suara Mama.
“Adek, udah belum ganti bajunya? Ayo makan bareng Mama, nanti makanannya keburu dingin. Mama masak ikan nila asem manis kesukaan kamu tuh,” ujar Mama pelan dari balik pintu.
Mendengar kata ‘ikan nila asem manis’ membuat Mika berbinar, gadis itu buru-buru bangun dari kasur. Menuju lemarinya dan mengambil daster kebanggaannya dari sana.
Mika cepat-cepat mengganti pakaiannya, menggantungkan seragamnya agar tidak kusut lalu berlari menuju pintu kamarnya. Namun sepertinya nasib buruk sedang menimpa Mika, gadis itu tersandung sepatunya yang ia letakkan sembarangan.
Brukkk!
Mika terjatuh dengan posisi telungkup, jidatnya membentur lantai cukup keras. Mama yang dari tadi masih menunggu diluar kamar Mika buru-buru memeriksa saat mendengar suara benturan keras dari dalam kamar anaknya.
“Huaaaaaaaaaaa! Mama jidat adek sakitttt!” rengek Mika sambil memegangi jidatnya yang terasa nyut-nyutan.
“Astaga, kamu kenapa?” Mama menghampiri Mika, berjongkok didepan anaknya itu. Mama sebenarnya ingin tertawa, tapi takutnya nanti Mika malah menangis.
“Adek kesandung! Terus jidat adek kebentur lantai huhuuu.. Mama, sakit!” adu Mika dengan wajah yang entah sengaja atau tidak terlihat sangat menggemaskan. Nah, jika seperti ini Mika tidak jauh berbeda dengan bocah berusia lima tahun, membuat Mama gemas dan ingin menguyel-uyel pipinya.
“Makanya lain kali hati-hati kalau jalan. Bangun dulu yuk.” Mama membantu Mika untuk bangun, melihat sepatu Mika yang tidak diletakkan pada tempatnya membuat Mama geleng-geleng. Sekarang Mama tahu kenapa Mika bisa sampai tersandung selain karena kurang hati-hati.
“Jidat adek sakit Mamaaaa.” akhirnya Mika menangis juga, Mika memang mudah sekali menangis membuat Mama kadang merasa tidak memiliki anak gadis melainkan bayi yang malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah ✓
Fanfictiona jiminjeong local au! Mika Cempaka harus membuang jauh-jauh ekspektasinya menikah dengan duda kaya raya karena dinikahkan Mamanya dengan seorang wanita yang sialnya seorang konglomerat; Calandra Candramaya. warn ; gxg content, age gap, g!p, mature...