Mika jelas tidak mengira bahwa maksud Mama membangunkannya pagi-pagi buta- bahkan matahari belum menampakkan dirinya adalah karena hari ini adalah hari pernikahannya.
Sumpah, demi Upin Ipin yang enggak gede-gede dari jaman dia masih seumuran si tuyul kembar itu sampai sekarang. Mika enggak tahu sama sekali perihal tanggal pernikahan yang ternyata amat mendadak. Udah kayak tahu bulat aja digoreng dadakan.
Sebenarnya tidak, karena Mama Sharon, Ala, dan keluarga Ala sudah menyiapkan ini semua dari jauh-jauh hari. Hanya saja Mika tidak diberitahu.
Bahkan Mama sudah niat meminta izin pada wali kelas Mika, walau harus berbohong sih. Mama bilang kalau Mika sakit, padahal nyatanya Mika sehat walafiat. Masih bisa tantrum kayak biasa.
Mika bahkan masih tidak percaya bahwa tadi pagi ia berdiri diatas altar bersama Ala. Mengucapkan janji suci dan membuat mereka terikat seumur hidup.
"Sst, jangan ngelamun," tegur Ala saat menyadari bahwa istrinya itu melamun seraya menatap ke arah jari manisnya yang tersemat cincin pernikahan mereka.
Setelah melakukan mengikat janji diatas altar tadi pagi, acara dilanjutkan dengan acara resepsi malam hari yang dilakukan di salah satu gedung hotel berbintang lima milik Ala sendiri.
Sedari tadi, Mika hanya bisa mengulas senyum terpaksa karena ia sama sekali tidak mengenal semua tamu undangan disini. Jelas saja, tidak ada satupun teman-temannya yang diundang. Hanya teman-teman, klien, kolega, dan beberapa kenalan Ala dalam dunia bisnis, kemudian tamu dari keluarganya, dan keluarga Ala.
"Gue ngantuk.." rengek Mika setelah menguap lebar, melihatnya membuat Ala terkekeh gemas.
Acara belum selesai, masih ada pesta dansa yang berlangsung. Ala sudah mencoba mengajak Mika bergabung tapi gadis itu menolak, alhasil Ala hanya bisa memandangi para tamu menari bersama pasangannya dengan mesra.
"Tahan dulu ya, sebentar lagi selesai kok," balas Ala memberi pengertian, namun sang istri malah mengerucutkan bibirnya sebal.
Ala lagi-lagi terkekeh gemas, ia meraih satu tangan Mika kemudian ia kecup punggung tangan kecil itu membuat Mika membulatkan mata.
Mika buru-buru menarik tangannya dengan mata mendelik tajam, "lo ngapain sih!" serunya galak.
Namun Ala tidak menjawab, ia berjalan meninggalkan Mika sendirian dan bergabung untuk mengobrol bersama kolega-kolega bisnisnya. Mika jelas saja mendelik kesal, sudah tau ia tidak punya teman, seenaknya ditinggal! Untung duitnya banyak.
Selesai acara, Mika buru-buru menuju kamar hotel yang sudah disiapkan setelah meminta kuncinya pada Ala. Sementara yang lebih tua masih sibuk mengobrol dengan teman-temannya yang belum pulang.
Mika mendesah lega setelah masuk ke dalam kamar, namun detik berikutnya matanya membulat sempurna saat melihat pemandangan kamar yang sudah ditata sedemikian rupa. Banyak kelopak mawar merah yang menghiasi kamar itu, jangan lupakan simbol hati diatas ranjang yang dibentuk dari kelopak mawar serta dua handuk berbentuk angsa dengan kepala saling berhadapan membuatnya seperti simbol hati.
"Apa-apaan ini anjir!" seru Mika terkejut, ia pandangi lamat-lamat seluruh sudut kamar. Lalu, matanya melotot saat melihat kamar mandi yang hanya tertutup tembok kaca transparan yang jelas memudahkan orang lain menontonnya saat tengah mandi.
"Gila! Gila anjir! Untung gue masuk kamar duluan!" gerutu Mika kemudian mendudukkan diri diatas sofa.
Matanya kini menatap lamat-lamat kamar mandi yang ada disana, posisinya tepat bersebelahan dengan ranjang. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya sedang mandi dan Ala merebahkan tubuhnya miring diatas ranjang seraya memperhatikan kegiatan Mika didalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah ✓
Fanfictiona jiminjeong local au! Mika Cempaka harus membuang jauh-jauh ekspektasinya menikah dengan duda kaya raya karena dinikahkan Mamanya dengan seorang wanita yang sialnya seorang konglomerat; Calandra Candramaya. warn ; gxg content, age gap, g!p, mature...