Cemburu?

890 118 18
                                    

Pagi ini, untuk pertama kalinya setelah hampir empat bulan lamanya mereka menikah, Mika adalah orang yang bangun jauh lebih dulu di banding Ala. Jam digital diatas nakas bahkan masih menunjukkan pukul setengah lima pagi, matahari pun belum menampakkan wujudnya diatas sana. Namun, Mika sudah selesai mandi ditengah udara yang begitu dingin.

Kakinya melangkah menuju dapur, biasanya para maid memulai pekerjaannya pukul setengah enam pagi. Jadi di jam segini, kondisi rumah masihlah sepi.

Meski sedikit takut, Mika berusaha mengalihkan seluruh pikiran negatifnya hingga akhirnya sampai di dapur. Kalau tidak salah ingat, Mika baru lima kali berkutat di dapur―dan hal itu pun baru terjadi akhir-akhir ini.

Mika pandangi keseluruhan isi kulkas yang baru saja di restock oleh para maid kemarin, ia bergumam pelan seraya memikirkan kiranya apa yang harus ia masak untuk sarapan nanti. Karena dulu, Mika hanya akan sarapan roti panggang yang dilapisi dengan selai coklat ataupun stroberi.

Ya masa buat istri tercinta cuman dikasih begituan?

Walau sebenarnya Ala akan lebih suka dikasih jatah morning sex, namun Mika sedang tidak ingin. Minggu ini, ia sudah dua kali dibuat pingsan karena kelelahan menghadapi nafsu Ala yang begitu menggebu.

Setelah cukup lama berpikir, Mika putuskan membuat ayam saus mentega. Bermodalkan video tutorial dari media sosial, Mika segera menyiapkan bahan-bahan yang memang ada dirumah.

Cukup lama Mika berkutat di dapur, hingga satu-persatu maid mulai datang, menawarkan diri untuk mengambil alih pekerjaan Mika namun gadis itu buru-buru menolaknya.

"Enggak usah, Bi. Biar aku aja," tolaknya halus, ia fokus pada pan didepannya. Sementara beberapa maid memperhatikan Mika, sekaligus berjaga bila terjadi sesuatu pada nyonya mereka itu. Bisa-bisa mereka habis dimarahi oleh Ala jika sampai istri kesayangannya itu tergores dikit saja.

Lagi, para maid berusaha membantu Mika saat akhirnya masakan gadis itu selesai. Namun, Mika terus-menerus menolaknya.

"Udah, Bibi sekalian. Menu sarapan buat Ala hari ini, Mika yang masak. Kalian terserah mau ngapain, oke?" ujar Mika setelah meletakkan hasil masakannya pada piring saji, ia tatap satu-persatu wajah 4 maid yang menurut Mika sudah merecoki kegiatannya.

Mika kan cuman masak, bukan atraksi bareng ular kobra.

"Tapi Nyonya.."

Belum selesai salah satu maid itu berbicara, Mika sudah lebih dulu menyela. "Tenang aja, semuanya aman. Aku bakal lebih hati-hati. Kalian enggak akan dimarahin Ala, kalau sampai iya, bilang ke aku nanti aku omelin dia."

Mika lanjutkan kegiatan memasaknya masih ditemani oleh para maid itu, walau kini mereka hanya diam memperhatikan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Hingga suara derap langkah yang begitu ribut, disusul suara Ala yang setengah berteriak menggema di seluruh rumah membuat Mika terusik. Ia lantas meminta maid untuk mengurusi masakannya yang sebentar lagi matang, melepas celemek yang melekat pada tubuhnya lalu melangkah meninggalkan dapur.

Baru beberapa langkah meninggalkan dapur, ia dapati Ala yang berjalan cepat kearahnya lalu segera mendekap tubuh Mika begitu erat seakan takut kehilangan.

"Saya panik waktu lihat kamu udah enggak disamping saya tadi.." ungkapnya, lalu membubuhkan begitu banyak kecupan pada pucuk kepala Mika. Tidak tahu saja yang lebih muda mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak sekarang, jelas akan merusak suasana sekali.

"Lebay tau enggak?" cibir Mika, ia berusaha memberontak agar Ala melepaskan dekapannya. Namun yang terjadi malah wanita itu makin mempererat pelukannya pada tubuh mungil Mika.

Mendadak Nikah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang