Ngambek

1.1K 117 0
                                    

Hari ini, Mika lagi-lagi harus merasa kesal karena harus dibangunkan pagi-pagi sekali. Karena demi sempaknya Miper! Kemarin dia baru bisa tidur malem banget karena waspada takut diapa-apain sama Ala dan sekarang harus bangun sepagi ini. Sungguh kejam!

“BANGSAT! GUE NGANTUKK! LO PIKIR ENGGAK CAPEK APA BERDIRI SEHARIAN SENYUM PEPSODENT SAMBIL NYALAMIN TAMU SEBANYAK ITU?!” amuk Mika dengan mata melotot pada Ala yang sudah rapi mengenakan setelan formalnya.

Ala yang menjadi sasaran amukan lantaran ialah pelaku yang membangunkan Mika dari tidur cantiknya hanya bisa menghela nafas. Berusaha bersabar meskipun telinganya panas mendengar umpatan yang dilayangkan Mika untuknya.

“Mulut kamu, Mika. Belajar bicara yang sopan sama yang lebih tua, apalagi saya pasangan kamu.”

Mika memutar bola matanya malas, “bacot!”

Mika kembali berbaring dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Matanya segera terpejam untuk kembali menjemput alam mimpi.

“Mika, saya nyuruh kamu cepat siap-siap. Bukannya malah tidur lagi,” omel Ala, bibirnya berdecak kesal karena kelakuan istri mungilnya. Pantas saja, Mama Sharon bilang hampir menyerah dengan kelakuan anaknya.

Tidak ada sahutan dari yang lebih muda. Ala melangkahkan kakinya mendekat, dengan cepat menyibak selimut yang membalut tubuh sang istri lalu dengan mudahnya membopong tubuh yang lebih muda layaknya karung beras menuju kamar mandi.

Mika yang merasa tubuhnya bak melayang mulai membuka mata kembali, perlu waktu beberapa detik sampai gadis itu menyadari bahwa tubuhnya tengah dibopong oleh Ala. Ia mulai memberontak minta diturunkan, kakinya bergerak resah dan tangannya memukul-mukul punggung Ala.

“TURUNIN GUE DASAR TANTE CABUL!” seru Mika, dirinya berusaha memberontak padahal keduanya sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Plak!

Ala yang kepalang kesal lantas memukul pantat yang lebih muda cukup keras hingga menimbulkan bunyi cukup nyaring. Setidaknya itu cukup membuat Mika yang tadinya memberontak langsung diam membeku―berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi dengannya.

Gadis itu baru sadar dari keterkejutannya sesaat setelah Ala menurunkannya, mendudukkan tubuhnya diatas kloset yang tertutup.

“Saya kasih kamu waktu lima belas menit buat mandi dan siap-siap, seragamnya ada di sofa. Saya keluar dulu, awas kalau saya kembali ke kamar lalu kamu belum siap,” ujar Ala kemudian meninggalkan Mika sendirian didalam kamar mandi.

Setelah tubuh Ala menghilang dari balik pintu kamar, Mika langsung berteriak histeris.

“MAMAAAA! MIKA PAGI-PAGI UDAH DI CABULIN TANTE TANTE HIKS!”

「 Mendadak Nikah 

Ala kembali ke kamar setelah dua puluh menit keluar, sebelumnya ia sempat memesan beberapa menu sarapan untuk diantarkan ke kamarnya. Kali ini, ia kembali memasang wajah datar nan dingin yang menjadi ciri khas nya didepan sang istri. Mau tahu kenapa? Tentu saja ia masih marah setelah dimaki-maki seenak jidat oleh Mika.

Ia tahu kepribadian remaja jaman sekarang memanglah kasar, jarang sekali bisa menemukan yang polos lugu nan menghanyutkan. Salahnya sendiri memilih istri yang masih dibawah umur, bahkan belum menyelesaikan pendidikan jenjang akhirnya. Padahal sudah banyak wanita-wanita yang jelas lebih pantas dari segi apapun mengantre untuk menjadi pasangan hidupnya.

Jelas saja, alasan Ala akhirnya setuju menikahi Mika yang usianya bahkan sangat jauh dibawahnya adalah karena permintaan sang Mommy. Ia terlampau menurut pada setiap perkataan wanita yang melahirkannya ke dunia itu.

Mendadak Nikah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang