Masakan Istri

1K 116 18
                                    

"Mau kemana?" tanya Ala yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, membuat Mika yang hendak memegang gagang pintu mengurungkan niatnya dan menoleh ke arah Ala.

"Ke Saturnus, mau ikut?" balas Mika asal, lalu diakhiri cengiran lebar.

Ala berdecak, kaki panjangnya melangkah mendekat ke arah Mika dengan tangan yang sibuk mengusakkan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Iya, mereka baru saja selesai melakukan make out beberapa saat yang lalu.

"Bercanda, serius amat sih. Mau ke dapur," ujar Mika lalu tertawa.

“Ngapain?” tanya Ala dengan alis berkerut.

“Banyak tanya,” jawab Mika, ia mencolek dagu Ala kemudian melangkah menuju pintu. Keluar dari kamar meninggalkan Ala yang menggeleng melihat kelakuan istrinya.

Sore ini, Mika berencana untuk bereksperimen didalam dapur rumah mewah milik Ala. Setelah beberapa hari yang lalu sempat belajar memasak bersama Mama, Mika yakin ia sekarang bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan dan pengawasan siapapun.

Bahkan, ia sudah mengusir seluruh koki dan maid. Memberitahu mereka agar tidak masuk atau mendekat ke area dapur sebelum Mika memerintahkannya.

Setelah memakai celemek, Mika memutar lagu untuk menemani kegiatannya. Ia letakkan kembali ponselnya diatas meja pantry lalu melangkah menuju kulkas untuk mengeluarkan bahan-bahan masakan dari dalam sana.

“Koki sama Maid kemana semua?” tanya Ala yang baru saja memasuki area dapur, dahinya mengerut karena hanya mendapati Mika disana.

“Aku usir,” jawab Mika seadanya tanpa melihat ke arah Ala, dirinya fokus mencuci daging ayam.

Ala melangkah mendekat, ia dekap tubuh yang lebih mungil darinya. Memperhatikan kegiatan Mika, bibirnya mengulum senyum melihat bagaimana usaha Mika saat ini.

Tentu saja Ala tahu kalau istrinya ini benar-benar nol dalam urusan dapur dan sejujurnya Ala tidak mempermasalahkan hal itu. Toh, sudah ada koki yang menghandle urusan dapur.

“Kamu ganti parfum ya? Wanginya beda,” tanya Mika disela kegiatannya.

“Iya, suka enggak?”

Mika ganti membalas dengan anggukan singkat, ia biarkan Ala terus memeluknya. Meskipun agak mengganggu kegiatannya sih.

“Ujian nya selesai kapan sayang?”

“Baru juga hari ketiga, masih lama lah. Belum ujian prakteknya kan.”

Ala mengangguk-anggukkan kepalanya, kembali memperhatikan Mika yang tampak berhati-hati dalam memasak. Sesekali ia akan menjahili sang istri dengan meniup-niup tengkuk atau mengecupi lehernya.

Mika sendiri pasrah, walau sebenarnya agak terkejut. Ia baru tahu kalau kehidupan pernikahan tuh isinya dikit-dikit porno. Dan setahunya, pernikahan yang kayak begini tuh malah bikin langgeng.

Nanti kalau sampai berantem, berantem aja diatas ranjang sampai pagi.

“Kak, bisa minggir dulu enggak? Aku mau ngegoreng ini nanti minyaknya nyiprat,” ujar Mika seraya meletakkan frypan diatas kompor.

Tanpa membantah, Ala melepaskan dekapannya. Ia pandangi sang istri yang menuangkan minyak dan menyalakan kompor.

“Kamu takut?” tanya Ala seraya tertawa kecil.

“Emangnya kamu enggak?”

“Enggaklah! Ngapain takut?” Ala berujar sombong.

Mika mendengus, lalu memberikan mangkuk berisi ayam yang sudah dibumbui olehnya pada Ala. “yaudah kalau gitu, kakak yang goreng. Aku bikin yang lain.”

Mendadak Nikah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang