Rumah Mertua

1.1K 108 17
                                    

Hari ini sesuai perkataan Ala kemarin, sepulang Mika dari sekolah keduanya akan berkunjung ke rumah orang tua Ala. Kini keduanya sedang dalam perjalanan setelah menyempatkan mampir sebentar ke toko kue dan kedai es krim atas permintaan Mika.

Ala sesekali mencuri pandang ke arah sang istri yang tampak menikmati es krimnya. Satu hal yang Ala tahu jika Mika bisa diam anteng kalau sudah berurusan dengan yang namanya es krim.

"Sayang, nanti kalau bisa usahakan jangan pakai gue-lo ya? Cuman hari ini doang kok," ujar Ala setelah keheningan terjadi diantara mereka cukup lama.

Mika menoleh, menatap istrinya sebentar sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. Dirumah mertua, setidaknya Mika harus jaim dikit. Apalagi mertuanya bukan orang sembarangan, sampai sekarang rasanya masih kayak mimpi sih.

Walau awalnya enggak suka pakai banget. Mika akhirnya sadar kalau menikah dengan Ala adalah keberuntungan dalam hidupnya. Kapan lagi kan punya pasangan yang tajir melintir tujuh turunan enggak abis-abis, dan Ala pun enggak pernah tuh sekalipun nolak permintaan Mika.

Ingat waktu Mika pernah mikir mau minta Ala check-out semua isi keranjangnya? Selang dua hari, Mika hanya iseng memintanya dan Ala benar-benar membayar semua tanpa terkecuali.

Poin plus nya lagi, penisnya Ala gede. Hehe.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan, akhirnya mereka tiba di mansion megah keluarga Candramaya.

"Gue takut.." cicit Mika.

"Kenapa takut sih? Mertua kamu enggak kayak disinetron loh sayang. Udah ayo," balas Ala, ia lalu merengkuh pinggang ramping sang istri dan melangkah masuk ke dalam.

Mika mengerucutkan bibirnya, mulai melangkah mengikuti Ala. Sebenarnya, ini kali pertama Mika menginjakkan kaki disini. Wajar lah kalau dia ngerasa gugup, takut, dan lain-lain.

Kedatangan keduanya jelas langsung disambut oleh barisan para maid dengan senyum manis, walau Mika sempat melihat kalau beberapa maid yang masih muda tampak menatap tidak suka ke arahnya.

Pemandangan pertama yang Ala dan Mika lihat saat ini adalah kedua orang tua Ala yang tengah asyik bermesraan di sofa ruang tamu. Pipi Mika bersemu merah melihat bagaimana Mommy duduk diatas paha Daddy, bermesraan ria tanpa menyadari keberadaan anak dan menantunya.

Ala sendiri menatap datar kedua orang tuanya, pemandangan yang kelewat biasa Ala lihat sejak usianya masih amat kecil. Maka dari itu, setelah ia beranjak dewasa dan mulai mendirikan perusahaan serta mengurus perusahaan keluarga, Ala putuskan untuk membangun rumah impiannya sendiri. Jauh dari mansion utama.

Bisa dibilang, ia muak sendiri melihat kelakuan orang tuanya yang bak remaja kasmaran.

Ala berdehem, yang mana cukup membuat kedua orang yang tengah asik bercumbu itu menoleh dan kemudian terkejut mendapati anak serta menantunya sudah datang.

Pipi keduanya bersemu merah, Mommy buru-buru turun dari atas paha suaminya lalu melangkah menghampiri Mika. Meraih lengan Mika dan membawanya untuk duduk di sofa bersanding dengannya, menyisakan Ala yang menghela nafas ditempatnya berdiri tadi.

Mika sendiri hanya mampu memasang senyum canggung, matanya menatap ke arah Ala, mengkode sang istri agar bergabung duduk disisi sampingnya yang kosong.

Ala yang mengerti menggeleng, ia melangkah dan memilih duduk di single sofa. Mengabaikan tatapan Mika yang mulai tajam kearahnya.

Sungguh, Ala rasanya ingin tertawa melihat Mika. Bagaimana sang istri tampak begitu canggung menanggapi setiap omongan sang Mommy yang memang terkenal bawel.

“Ah iya, Mika sebentar lagi lulus kan? Jadi kapan kalian mulai rencanain soal momongan? Mommy enggak sabar banget ini gendong cucu, apalagi di grup arisan cuman Mommy sama besan aja yang belum punya,” oceh Mommy, matanya menatap penuh harap ke arah Mika dan Ala secara bergantian.

Mendadak Nikah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang