Happy Reading 📖
.
.
.
.
.
Flashback On.
Hari sudah larut malam, guratan wajah lelah sudah terpaut pada wajah pria muda yang saat ini tengah berada di luar ruangan bayi di salah satu rumah sakit bersalin ternama di kota San Fransisco Amerika serikat. Terdapat tiga bayi di dalam ruangan tersebut yang di simpan di dalam tempat tidur bayi, bahkan kini seorang pria berparas tampan tengah menatap salah satu bayi yang berada di sisi pojok ruangan yang di balut dengan kain popok berwarna merah muda
Rasa haru dan bangga terus saja tertanam dalam dirinya, karena mulai detik ini juga pria itu akan menjadi seorang Ayah dalam usianya yang masih menginjak usia 23 tahun. Sampai tak menyangka satu tetes air mata jatuh di atas pipinya saat bayi perempuan itu tengah menggerakkan tubuh mungilnya
"Excuse me Sir, istri anda sudah sadar" Saat tengah memperhatikan bayinya suara seorang perawat mampu mengalihkan atensi pria itu tampan itu
Dengan seulas senyum menawan di wajahnya pria itu menatap seorang suster di depannya "Benar suster? Ya baiklah, saya akan segera ke sana, thank you"
"Baik, Sama-sama Tuan saya permisi"
Pria muda itu lantas hanya mengangguk dan tak lama setelah kembali melihat ke arah bayinya pria itu mulai melangkah dan memasuki ruangan yang berada tak jauh dari tempatnya tadi
Clek!
Pintu ruang rawat terbuka lalu kembali di tutup dengan begitu hati-hati, dan terlihat seorang wanita cantik dengan pakaian khusus wanita bersalin tengah berbaring sambil menatap ke arah jendela lebar ruang rawat, pria itu tak bisa berhenti tersenyum sambil melangkah mendekat ke arah wanitanya
"Sayang akhirnya kau sudah sadar, bagaimana dengan keadaan mu, kau baik-baik saja kan? kau membutuhkan sesuatu?" Rentetan pertanyaan langsung pria itu lontarkan sambil menggenggam lembut sebelah lengan wanitanya
Mendengar kedatangan seseorang sontak wanita itu balas menatap pria di samping nya yang kini tengah menampilkan tatapan teduh ke arahnya
"Kenapa diam? Sayang, aku ingin berterima kasih kepada mu, terimakasih telah menghadirkan malaikat kecil yang begitu cantik untuk ku" Pria itu masih terus menatap lembut dan sesekali mengusap rambut panjang wanitanya
"Dia begitu cantik Rin, wajah nya sama persis seperti mu" Ada binar bahagia saat pria itu melontarkan perkataan tadi, namun si wanita yang di ajak bicara malah menampilkan tatapan datarnya
Hening.
Ya itulah suasana yang terjadi saat ini, tak ada yang berbicara lagi setelah itu, karena keduanya masih saling menatap namun tatapan keduanya justru memiliki arti yang begitu berbeda
"Hei.. kenapa terus diam? Are you ok-"
"Mari kita mengakhiri semua ini Dahyun" Wanita itu akhirnya membuka suara namun perkataan nya yang tenang itu mampu membuat senyum di wajah si pria memudar
"What? Me- mengakhiri apa maksud mu?" Suara pria itu sedikit terbata
Tanpa di ketahui oleh pria itu dalam keadaan saat ini mengenai kelahiran putri pertama mereka, bahwa ternyata hanya pria itu yang merasa bahagia sedangkan si wanita malah ternyata merasa terbebani akan kehadiran bayi perempuan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL TUAN MUDA [On Going]
Romance"Aku pria brengsek, tapi apa aku berhak untuk jatuh cinta pada mu?" "Bukankah kita sama-sama seorang pendosa? Tapi kenapa seolah kau berkata seperti sedang jatuh cinta pada seorang bidadari?" Mature Content Saida story