~•~
SMA LASKAR ARIMBI
~•~~•~
ANGKRINGAN MAUNG
~•~~•~
ZECARLOS GANG G09Zalvero Anasta Redyana
Magmatra Saguna
Arlanzyan Eros Bratadikara
Segran Adhitama
Kelvin Lateza Aprilio
Elvin Lateza Aprilio
Galang Abhimanyu
Aksara Rasendraya
~•~~•~
Aila Pandhita
Mollavina Amora
Kamala Nara Segina
Cika Putri Adeliana
~•~~•~
Teteh Daniah Saraswati
~•~•♥•
Semua perasaan Molla berawal dari Arlan, pria tampan dan pintar yang menolong gadis bernama Molla dihari pertama MPLS SMP. Saat itu, Molla lupa membawa papan nama dikarenakan dia buru-buru takut tertinggal angkot. Panik, Molla memutuskan menggunakan uang sakunya untuk membeli bahan papan nama. Jika Molla pulang maka dia akan telat untuk sampai ke kesekolah. Selain jarak rumah Molla dan sekolah jauh, kadang dijam 8 tidak ada angkot yang kosong. Jadi, mau tak mau Molla membuatnya. Dan masalah datang, tidak ada kertas berwarna di toko itu.
"Molla harus gimana sekarang?" gumam Molla panik. Dia menoleh saat mendapatkan sondoran kertas berwarna pink untuknya.
"Makasih udah bantuin Molla."
"Gue gak bantuin lo, gue cuman gak mau semuanya dihukum cuman gara-gara lo."
Datar, dingin, dan menusuk. Begitulah kesan Molla pada saat Arlan berucap. Namun tetap saja, dia berterima kasih pada Arlan. Tanpa dia mungkin Molla akan menerima hukuman dari kakak-kakak osis.
Dan moment yang paling berkesan dihati Molla adalah Arlan yang kembali menolongnya saat PERSAMI. Molla yang takut dengan kegelapan mengalami sesak napas saat senter yang dia bawa mati. Entah kebetulan atau apa, Arlan datang padanya. Menggendongnya hingga sampai ke UKS dan menemaninya hingga sadar.
Mengingat hal itu Molla senyum-senyum sendiri. Membuat teman sebangkunya bergidik ngeri melihatnya. Dia mencubit pipi Molla membuat gadis itu buyar dari lamunannya. "Ih Nara apaan sih, sakit tau? Nyebelin!" kesal Molla.
"Lagian lo senyum-senyum gitu, bikin gue takut tau gak? Kalo lo kesambet gimana?? Gue juga yang repot," semprot Nara. Molla menyengir tak berdosa.
"Hehe, maafin Molla yah."
"Gak heran, lo pasti lagi ngehaluin Arlan kan?" tebak Nara yang sangat tepat sasaran. Molla hanya tersenyum malu dan itu membuat Nara berdecak sebal.
"Please Molla, lupain Arlan. Lo mungkin biasa aja, tapi gue selaku sahabat lo yang liatin perlakuan Arlan ke lo tuh sakit banget La. Gue tau, sepolos-polosnya lo pasti lo tetep sakit dan diperlakuin kek gitu?" Molla hanya diam kemudian mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOLLARLAN[End]
Teen FictionWARNING⚠ Cerita ini mengandung ujaran kasar, sex bebas, obsesi, tawuran, kekerasan, dan juga hal negative lainnya. Dimohon yang masih dibawah 15 tahun jangan baca pada chapter yang Aceng kasih peringatan. Demi kebaikan bersama, okey??🤸♂️ [Seri I] ...