22.Saling melengkapi

73.4K 4.5K 1.1K
                                    

Musuh terbesarmu adalah keraguan dalam dirimu.

~Magmatra Saguna

~•~
SMA LASKAR ARIMBI
~•~

~•~
ANGKRINGAN MAUNG
~•~

~•~
ZECARLOS GANG G09

Zalvero Anasta RedyanaMagmatra SagunaArlanzyan Eros BratadikaraSegran AdhitamaKelvin Lateza AprilioElvin Lateza AprilioGalang AbhimanyuAksara Rasendraya~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zalvero Anasta Redyana
Magmatra Saguna
Arlanzyan Eros Bratadikara
Segran Adhitama
Kelvin Lateza Aprilio
Elvin Lateza Aprilio
Galang Abhimanyu
Aksara Rasendraya
~•~

~•~
Aila Pandhita
Mollavina Amora
Kamala Nara Segina
Cika Putri Adeliana
Anesya Pamelia
~•~
•♥•

   “Udah baikan?? Arlan tadi kenapa?” tanya Molla hati-hati. Dipelukan Molla, Arlan menggelengkan kepalanya pelan. Hanya satu dibenak pria itu sekarang. Nyaman. Memeluk Molla seakan bisa merasakan pelukan sang ibu yang telah lama menghilang.

   “Jam berapa sekarang?”

   “Baru jam 7, Arlan udah baikan?? Cerita ke Molla Arlan kenapa?” pinta Molla. Arlan mengurai pelukannya. Menggenggam kedua tangan gadisnya.

   “Berjanjilah untuk tetap disampingku Molla. Apapun yang terjadi nantinya.”

   “Molla janji Arlan, sekarang Arlan punya Molla. Jangan takut yah,” balas Molla kemudian menghusap pipi Arlan. Molla pikir pria itu akan menghindar dari sentuhannya, namun nyatanya tidak. Sedikit heran padahal baru sehari jadian kenapa Arlan seolah tau mendalam mengenai dirinya.

   “Kita berangkat sekarang.”

   “Kamu yakin bisa nyetir?” tanya Molla. Dia sedikit khawatir apalagi tadi baru saja melihat seberapa lemah seorang Arlan.

   “Bisa. Aku juga masih sanggup buat jadi suami kamu,” balas Arlan enteng.

   Molla mencubit pinggang Arlan, “gombal mulu, nyebelin!”

   “Udah sini naik, telat nanti nangis.”

   “Naik kemana? Ke pangkuanmu?? Gasken,” kata Molla pura-pura bego.

   “Mollavina,” panggil Arlan memeringati. Molla menyengir tak berdosa lantas membonceng Arlan. Memeluk erat kekasihnya membuat Arlan tersenyum tipis.

   Untuk pertama kalinya. Arlan tidak takut untuk menujukan sisi lemahnya didepan Molla. Didepan gadis yang dia anggap sangat berarti. Molla bernapas lega saat mereka sampai tepat waktu. Dibantu Arlan, Molla melepaskan helmnya. “Molla ke kelas dulu yah, bentar lagi bel. Arlan juga langsung ke kelas okey?”

   “Jangan deket-deket cowok lain.”

   “Iya Arlan, gemesin ih. Posesif, Molla ke kelas dulu... Bay ayang!”

MOLLARLAN[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang