01.Pendekatan yang gagal.

94.9K 5.2K 264
                                    

~•~
SMA LASKAR ARIMBI
~•~

~•~
ANGKRINGAN MAUNG
~•~

~•~
ZECARLOS GANG G09

Zalvero Anasta RedyanaMagmatra SagunaArlanzyan Eros BratadikaraSegran AdhitamaKelvin Lateza AprilioElvin Lateza AprilioGalang AbhimanyuAksara Rasendraya~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zalvero Anasta Redyana
Magmatra Saguna
Arlanzyan Eros Bratadikara
Segran Adhitama
Kelvin Lateza Aprilio
Elvin Lateza Aprilio
Galang Abhimanyu
Aksara Rasendraya
~•~

~•~
Aila Pandhita
Mollavina Amora
Kamala Nara Segina
Cika Putri Adeliana
~•~

•♥•

"Arlan! Arlan! Nanti tungguin Molla pulang yah, Molla harus eskul paskibra nih."

Arlan tak merespon. Sedangkan Molla dengan sedikit berlari menyamai langkah Arlan. Merasa diabaikan, Molla menghadang tubuh Arlan dan hasilnya hidungnya terpentuk dada bidang Arlan. "Aduh! Sakit..." cicitnya sambil menghusap hidungnya.

Arlan menarik napas, "lo gak punya harga diri? Gak punya malu? Semurahan dan serendahan itu lo ngejar-ngejar gue? Bikin gue tambah gak suka sama lo," caci Arlan dengan nada dingin. Menambah kesan menusuk dihati Molla.

"Ih!!! Makanya jadi pacar Molla yah, ntar Molla berhenti ngejar-ngejar kamu," ungkap Molla. Gadis itu mendongakan kepalanya menatap serius wajah tampan Arlan.

"Gak akan pernah." Setelah mengatakan itu, Arlan berjalan melewati Molla.

Molla menghentakan kakinya sebal, "Arlan tungguin Molla!!!"

Molla terus membuntuti Arlan hingga ke kantin. Tidak memperdulikan tanggapan orang lain yang mengatainya. Bagi Molla, mencari perhatian dihadapan Arlan itu perlu. Dengan santuy, Molla duduk disamping Arlan. Menopang dagu sambil menatap kagum Arlan.

"Buset bwang Arlan. Dicariin dari tadi gak taunya mojok disini sama neng mol-mol," kata Elio kemudian duduk berhadapan dengan Arlan dan Molla. Pria itu memangku seorang gadis yang Molla tau anak kelas XII Bahasa 2. Disusul Klio, Aksara, Galang, Magma, Segran, dan terakhir sang ketua Zalvero.

"Kalian jadian?" tanya Zalvero.

"Iya!!"

"Gak."

Arlan menatap tajam Molla sedangkan gadis itu hanya tersenyum manis, "maksudnya calon. Iya kan Arlan?"

"Najis."

"Heh! Arlan gak boleh gitu, kata eyang benci-benci jadi cinta loh."

"Itu si kata lo," balas Arlan ketus. Pria itu sedikit menggeser posisi duduknya saat Molla lebih mendekatinya.

"Eh enggak! Beneran kata eyang Molla gitu kok, kalo gak percaya nih Molla telefon eyang sekar-"

"Gak usah. Pergi dari sini," sela Arlan mengusir Molla dengan nada dingin. Seperti biasa.

MOLLARLAN[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang