02.Sapu Tangan

73.4K 4.8K 241
                                    

~•~
SMA LASKAR ARIMBI
~•~

~•~
ANGKRINGAN MAUNG
~•~

~•~
ZECARLOS GANG G09

Zalvero Anasta RedyanaMagmatra SagunaArlanzyan Eros BratadikaraSegran AdhitamaKelvin Lateza AprilioElvin Lateza AprilioGalang AbhimanyuAksara Rasendraya~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zalvero Anasta Redyana
Magmatra Saguna
Arlanzyan Eros Bratadikara
Segran Adhitama
Kelvin Lateza Aprilio
Elvin Lateza Aprilio
Galang Abhimanyu
Aksara Rasendraya
~•~

~•~
Aila Pandhita
Mollavina Amora
Kamala Nara Segina
Cika Putri Adeliana
~•~

•♥•

"Yey pulang! Akhirnya," girang Molla sambil menggendong tasnya. Dia tersentak kaget saat Brondan tiba-tiba dibelakang tubuhnya.

"Udah kan?"

"Astghafirullah Brondan! Molla kaget tau," sebal gadis itu, "iya Molla udah selesai. Beneran Molla gak repotin?"

Molla hanya beralibi. Sejujurnya dia tidak nyaman berdekatan dengan Brondan. Tapi jika berdekatan dengan Arlan beda lagi. Apalagi sebelum ekstra, Nara berpesan sesuatu padanya. "Brondan suka sama lo, tapi lo jangan lengah yah. Takutnya lo cuman dijadiin bahan gabut sama dia," begitulah kata Nara pada Molla.

"Enggak Molla, ayo pulang. Udah sore loh," kata Brondan. Dia menggandeng Molla dengan begitu erat.

Molla menatap punggung kekar Brondan. Sejujurnya dia sedikit tersentuh dengan perlakuan Brondan. Bagaimana tidak? Brondan rela menunggunya selama berjam-jam hanya agar dia pulang bersama dengannya. Berbeda saat Molla menunggu Arlan di angkringan hingga jam 5 sore namun Arlan malah meninggalkannya. Berakhir Aksara yang menawarkan mengantarnya pulang. Itu pun jika Molla mau, karena biasanya Molla memilih berjalan kaki sampai ke rumahnya. Itu tidak sekali dua kali. Namun sejak kelas X, sejak dimana Arlan bergabung dengan Zecarlos Gang tentunya.

"Loh, kok kamu bawa helm dua?" tanya Molla heran.

"Ini helm adek gue La. Gue kira dia gak bawa helm eh gak taunya dia udah dibawain helm sama pacarnya," terang Brondan. Molla mengangguk paham kemudian mengambil helmnya.

"Bisa nggak?" tanya Brondan saat Molla terlihat tak bisa memasang pengikat helmnya.

"Bisa-bisa, Molla bisa kok."

Please jangan bantuin Molla, ini juga helmnya kenapa susah banget sih! Umpat Molla.

"Udah sini gue bantu," final Brondan. Dia gemas melihat Molla berusaha tanpa meminta bantuannya. Molla terdiam, menahan napas saat wajah Brandon dekat dengannya.

Klik.

Akhirnya terpasang. Kini masalah baru datang. "Loh kok diem? Ayo naik," kata Brondan.

MOLLARLAN[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang