~•~
SMA LASKAR ARIMBI
~•~~•~
ANGKRINGAN MAUNG
~•~~•~
ZECARLOS GANG G09Zalvero Anasta Redyana
Magmatra Saguna
Arlanzyan Eros Bratadikara
Segran Adhitama
Kelvin Lateza Aprilio
Elvin Lateza Aprilio
Galang Abhimanyu
Aksara Rasendraya
~•~~•~
Aila Pandhita
Mollavina Amora
Kamala Nara Segina
Cika Putri Adeliana
Anesya Pamelia
~•~
•♥•“Molla, lo gak mau turun? Udah sampe.”
Molla tersentak kemudian tersenyum. Dia pun turun dari kuda besi milik Austin dan memberikan helmnya. Gadis itu menatap Austin tak enak, dia terlalu larut memikirkan tatapan Arlan padanya hingga tidak sadar jika dia sudah sampai didepan rumah.
“Makasih ya Austin udah nganter jemput Molla, mau mampir?? Minum dulu gimana, kayaknya kamu capek?” tawar Molla. Austin tersenyum tipis.
“Kapan-kapan La, sekarang udah hampir maghrib. Takut mama nyariin, gue izin pulang yah. Yang tadi jangan terlalu dipikirin, gue siap nungguin lo kok,” kata Austin. Molla mengangguk ragu.
“Hati-hati Austin,” ucap Molla. Dia melambaikan tangannya saat Austin menjauhi area rumahnya.
Tidak, Austin salah mengira. Molla bahkan hampir melupakan masalah itu. Pikirannya benar-benar terkunci pada tatapan Arlan. Bagaimana tidak? Selama 5 tahun lamanya Molla mengejar-ngejar Arlan, baru kali ini dia ditatap seperti itu. Bukan Molla geer, atau bagaimana. Tetapi Molla merasa tatapan Arlan padanya seperti merindukannya. Yah, pria itu menatapnya sayu meskipun sekilas Molla bisa melihatnya. Sepasang netra yang biasanya menatapnya tajam Molla tiba-tiba berubah. Membuat Molla semakin bimbang.
Duk!
“Hahahaha! Mbak Molla kejedot pintu,” si kembar tertawa kecil melihat sang kakak yang menabrak pintu sesuai dugaannya. Dari halaman, Molla terlihat serius memikirkan sesuatu hingga masuk begitu saja tanpa membuka pintu. Alhasil keningnya terjedot pintu.
“Aduh, kok malah ketawain mbak sih??” sebal Molla.
“Abisnya mbak jalan sambil ngelamun, bunda kan sering bilangin kalo jalan jangan sambil melamun. Bahaya,” Zaina mengomel.
“Pasti mbak mikirin kak Arlan yah?? Hayoo mbak pasti masih mikirin kak Arlan yah??” ledek Zafar. Molla memutar bola matanya malas dan memilih pergi ke kamarnya.
“Padahal masih gantengan Zafar ketimbang kak Arlan,” gumam Zafar sambari merilang rambutnya.
Di kamar, Molla menaruh tasnya kemudian berguling diatas ranjang. Memeluk erat boneka tady bear berwarna coklat itu. Senyam-senyum tak jelas. Baru ditatap Arlan sudah seperti itu, bagaimana jika diberikan senyuman oleh pria itu?? Bisa-bisa dia jatuh pinsan. Molla mengangkat bonekanya dengan posisi masih rebahan diatar ranjang, “Olan, tadi Molla di tatap sama Arlan loh. Molla seneng banget tau! Menurut kamu, Molla harus tetep nyerah atau nggak?? Ih tapi Arlan ganteng banget tadi, tapi hati juga Molla masih sakit. Menurut Olan gimana??” ucap Molla kemudian terdiam sejenak dan mengubah posisi menjadi duduk. Dia memangku bonekanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOLLARLAN[End]
Fiksi RemajaWARNING⚠ Cerita ini mengandung ujaran kasar, sex bebas, obsesi, tawuran, kekerasan, dan juga hal negative lainnya. Dimohon yang masih dibawah 15 tahun jangan baca pada chapter yang Aceng kasih peringatan. Demi kebaikan bersama, okey??🤸♂️ [Seri I] ...