6. Pesanan aneh

2.5K 120 0
                                    

Pukul sembilan lebih, akhirnya Alexa sampai di Hi, Tart! Alexa segera masuk melalui pintu belakang dan bertemu dengan Nashwa yang melihatnya terkejut. Perempuan itu berada di dapur karena sedang mengantar catatan pesanan pada koki.

"Loh, kakak datang? Bukannya kata Kak Bara kakak izin? Kok Kakak di sini?" Nashwa langsung memborong Alexa dengan pertanyaan.

Alexa yang mendengar itu pun bingung. "Izin? Aku cuma izin telat masuk, bukan izin kerja."

Nashwa masih terlihat bingung, tetapi tidak lagi mengajukan pertanyaan. Dia hanya memperhatikan Alexa yang sudah berlalu ke ruang ganti. Nashwa pun hanya mengangkat bahunya acuh, dan kembali ke koki yang memang menjadi alasan di dapur ini.

"Bang," panggil Nashwa pada koki laki-laki yang yang bertubuh agak gempal itu. Laki-laki yang seusia Alexa.

"Kenapa?"

Nashwa lebih dulu memandang kertas kecil yang dipegangnya untuk dicerna dulu diotaknya. Apakah ini bisa di buat atau bagaimana, ya? Pikir Nashwa. "Emm ... Aku nggak tahu, bang. Ini bisa Abang bikin atau nggak. Tapi ini nggak ada dimenu kita."

Juno -nama koki itu, mengerutkan keningnya. "Kamu ngomongin apa?"

Nashwa menatap Juno, kemudian memberikan kertas itu padanya.

Juno menerima dan membaca catatan itu.

Roti rasa kopi 1

Juno pun mengerutkan keningnya dan menatap Nashwa bergantian. "Ini pesanan siapa?" tanyanya.

"Anak kecil, Bang. Di note itu tertulis Jayden, kan? Nah mungkin namanya."

Juno menghela dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bilangin aja ke dia, Wa. Menu ini tuh, nggak ada. Yang lain deh."

"Udah aku bilang Bang. Tapi anak itu bandel banget dibilangin. Dia tetap mau itu."

"Lah, terus gimana? Aku juga nggak tau bikinnya."

Alexa baru saja keluar dari ruang ganti dan langsung melihat raut kebingungan dari dua rekan kerjanya itu. Ia mendekat. "Kalian kenapa?"

Juno dan Nashwa langsung menoleh.

"Ini, Kak. Ada yang pesan, tapi nggak ada di menu," jawab Nashwa, dan Juno pun memberikan note itu pada Alexa.

Kerutan semakin terlihat dikening Alexa. "Kenapa dia pesan yang jelas-jelas nggak ada di menu?" tanya Alexa.

Nashwa menggeleng. "Aku juga bingung, Kak. Pas dia datang sama ... Kayaknya pengasuhnya deh. Dia langsung bilang itu. Aku udah jelasin kalau kita nggak nyediain itu, tapi dia tetap mau pesanan dia. Walaupun aku juga udah sebutin semua menu kita."

"Aneh banget." Alexa pun menatap Juno yang bergumam dan terdengar olehnya.

"Kenapa, Al?" tanya Juno karena Alexa tetap menatapnya.

Alexa mengambil napasnya sejenak. Lalu menatap Nashwa. " Kamu udah bilang ini ke Kak Bara?"

Nashwa menggeleng. "Kak Bara cuma sebentar di sini. Udah pergi sebelum Kakak sampai sini."

Alexa mengangguk, ada ide gila yang hinggap di kepalanya kali ini. Sambil menggigit bibir bawahnya karena nampak ragu, akhirnya dia kembali memanggil Juno.

"Kamu serius?" tanya Juno seolah langsung paham dengan jalan pikiran Alexa dengan tatapan perempuan muda itu.

Alexa dengan mantap langsung mengangguk. "Kita coba aja dulu, Bang. Bisa jadi menu baru kalau berhasil. Kebetulan pelanggan kita kebanyakan orang-orang yang suka kopi, apalagi pas waktu santai."

"Kenapa aku ragu ya, Al?" Juno masih terlihat berpikir.

"Kita bikin bareng-bareng, Bang. Kita bisa liat google juga untuk takarannya. Gimana?"

Juno masih bimbang hingga akhirnya ia mengangguk menerima usul dari Alexa. Pun Alexa tersenyum mendengarnya.

"Wa, sekarang kamu ke depan gih. Bilangin ke adiknya kalau dia harus nunggu sedikit lebih lama karena rotinya baru dibikin," kata Alexa pada Nashwa yang masih setia berdiri disampingnya.

"Kakak yakin?"

"Yakin," jawab Alexa mantap.

"Yaudah, kalau gitu aku ke depan lagi, ya kak."

Nashwa keluar, dan Alexa bersama Juno langsung mengeksekusi sesuatu yang sudah mereka rencanakan dengan mendadak itu.

Bahan-bahan utama termasuk kopi disiapkan Juno dengan gelengan kepala. Begitu juga dengan Alexa yang terlihat sangat bersemangat.

"Kamu aneh banget, Al. Kenapa setuju sama Permintaan anak itu?" Juno mulai menguleni adonan bersama Alexa yang juga sedang melihat google mengenai takaran Kopi yang bisa dijadikan ke adonan roti.

Alexa tersenyum. "Nggak tau, Bang. Tiba-tiba kayak cemerlang aja gitu permintaan adik ini. Kayak peluang yang bisa banget dimanfaatin. Jadi mending dicoba kan? Sesuatu yang baru nggak boleh disia-siakan, Bang."

***

TBC

Ditulis, 20.42 WIB
Pekanbaru, 18 Januari 2022

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang