12. Kebutuhan Soalnya.

2.2K 106 3
                                    

Setelah selesai dengan pembicaraan itu, Alexa langsung pamit untuk kembali bekerja. Pintu ruangan Bara sudah ia tutup, pikiran Alexa pun tidak bisa pergi dari apa-apa saja yang dikatakan Bara tadi. Merenovasi sedikit menu dan mengubah menu andalan, hingga hubungan apa Anatar Jayden dan Bara sebenarnya. Sebab, jika hanya sebatas pelanggan kedekatan Bara dan Jayden tidak akan sedekat itu. Hingga Jayden bisa dengan mudah masuk ruangan pemilik toko itu.

Bahkan tadi mereka terlihat sangat akrab dan becanda secara asik. Sungguh pandangan yang tidak biasa untuk seorang Alexa. Apa Jayden anaknya Bara? Ah, tidak. Karena Jayden memanggil Bara dengan sebutan 'Om'. Atau mungkin keponakan? Aaa, itu bisa jadi. Baiklah, Alexa tidak akan memikirkan hal itu lagi. Bukan urusannya sama sekali.

Melewati Nashwa, Nabila, dan Arsila, Alexa tersenyum saat mereka bersitatap muka. Pun kemudian Alexa sampai di dapur dan masih melihat Juno yang berkutat dengan bagiannya. Alexa kemudian ikut membantu laki-laki itu.

Dan dapur sangat sibuk dengan kegiatan dua manusia yang tengah bekerja itu.

***

"Bang," panggil Alexa pada Juno yang sedang membersihkan alat-alat mereka bekerja. Sedangkan dirinya berdiri disamping Juno. Jangan salah sangka, Alexa sudah berniat ingin membantu, namun laki-laki itu mengatakan jika ia bisa melakukannya sendiri mengenai hal ini.

Mereka sedang dalam waktu senggang, kebetulan juga sebentar lagi akan tiba waktu makan siang sehingga mereka bisa bercengkrama dan ngobrol.

Juno pun membalas dengan gumaman. "Jayden sama Kak Bara, ada hubungan kekerabatan ya?"

Juno menatap Alexa mengkerut. "Maksudnya?"

Alexa berdiri membelakangi kitchen set dan melipat tangannya sambil berpikir untuk menjelaskan maksud dari pertanyaannya pada Juno. "Mulai dari panggilan yang Jayden ucapin sampai dia bisa nunggu di ruangan Kak Bara. Pengasuhnya bahkan juga ikut duduk didalam. Apalagi tadi aku lihat mereka akrab banget, sampai-sampai Jayden duduk dipangkuannya Kak Bara."

"Oh, ya?" Alexa mengangguk.

Juno sudah selesai mencuci dan sedang me-lap tangannya menggunakan kain lalu ikut berdiri dengan posisi yang sama seperti Alexa.

Laki-laki itu lalu menatap ke depan sambil mencoba memikirkan sesuatu hal yang memungkinkan bisa menjadi jawaban untuk kebingungan Alexa. Namun, sepertinya Juno tidak menemukannya.

Ia menggeleng. "Selama gue kenal Bara dari pertengahan kuliah sampai sekarang, gue nggak tahu banyak soal dia. Dan gue nggak pernah nanya juga sih soal kehidupan pribadi dia. Gue cuma tahu, dia selalu tinggal sendiri dirumah yang ... Gue pikir cukup mewah untuk ukuran 'sebatang kara'. Sampai dia udah punya toko ini, gue nggak pernah nanya dimana dia bisa dapat modal."

Mendengar itu, membuat Alexa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kak Bara memang se-tertutup itu, ya Bang?"

Juno tergelak dan menggeleng. "Mungkin? Tapi nggak tahu juga. Soalnya gue memang nggak kepo-an orangnya. Makanya Bara nggak pernah cerita ke gue 'siapa' dia."

Alexa meringis malu. "Berarti aku orangnya kepo banget ya, Bang?"

Lagi-lagi Juno tertawa. Kali ini agak lebih keras. Lalu menepuk pelan kepala Alexa. "Nggak papa. Wajar kok, manusia kepo. Apalagi perempuan. Kebutuhan soalnya."

Lantas hal itu membuat Alexa tertawa juga. Perkataan Juno sangat menghibur baginya. Selanjutnya Juno mengajaknya makan siang. Semuanya berkumpul didapur untuk makan bersama. Ada Nashwa, Arsila, Nabila, Alexa, dan Juno.

Bara? Ia memberikan pesan Juno kalau dirinya akan makan siang sikur saja.

***

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang