21. Gimana?

1.4K 91 1
                                    

Balik setelah 1 bulan, kan? Wkwk
Semoga suka part iniii

Kalau ini mencari 30 vote dan 10 komen, nanti malam update lagi! Beneran ini mahh

Karena ini ceritanya udah lama sekali, aku udah mau namati. Sesegera mungkin! Jadi kasih dukungan kalian ya, biar aku semangat buat update nanti malam!

Oke selamat membaca!
Kalau lupa sama ceritanya, boleh baca ulang dari atas yaa, kalau nggak juga nggak papa kokkk

Oke,

HAPPY READING

***

Mau pingsan, pliss

Alexa berbalik badan dengan kaku. Seiringan dengan Jayden yang langsung berlari menghampiri wanita yang berusia sekitar 50-an namun masih tampak segar. Wajah yang tadi terlihat tidak enak dilihat seketika berubah menjadi sebuah senyuman ketika Jayden datang lalu menggendongnya.

Namun itu sungguh semakin membuat jantung Alexa berdetak tidak jelas. Ia takut dan berdebar dengan tidak bahagia. Dapur yang berantakan dan  Jayden yang penuh tepung sangat tidak bagus saat yang datang adalah nyonya rumah ini.

"Nenek, aku membuat roti hari ini! Bersama Kak Alexa. Ini menyenangkan Nenek!" ucap Jayden dengan penuh semangat.

"Benarkah? Tapi Jayden sangat kotor. Lihatlah, cucuk ganteng Nenek penuh dengan tepung. Dan lihatlah ini, ya ampun! Tangan cucu Nenek kenapa sangat hitam seperti ini?"

Jayden tertawa dipelukan neneknya. "Tidak apa-apa Nenek. Ini adalah kopi yang kamu gunakan untuk membuat roti kopi ini. Lagi pula ini sangat menyenangkan! Benarkan Kak?"

Alexa terkesiap. Ia yang sedari tadi hanya menunduk dengan debaran yang tidak menyenangkan langsung menatap dia orang didepannya itu, lalu ...

Tidak

"I-iya. Menyenangkan." Alexa mengangguk sambil meringis didalam hati. Apalagi pada saat ia tidak sengaja kembali melihat ke arah nenek Jayden yang melayangkan tatapan menilainya.

Alexa merasakan badannya merinding pada saat nenek Jayden meneliti tubuhnya dari bawah hingga ke atas.

"Lalu apakah Jayden sudah selesai membuat rotinya?"

Selesai meneliti seorang perempuan yang penampilannya tidak jauh berbeda dengan sang cucu--penuh tepung dan sangat berantakan-- Rita kembali bicara dengan Jayden.

Jayden mengangguk. "Sudah. Kami sedang menunggu rotinya matang, maka dari itu aku bermain-main sebentar bersama Kak Alexa."

"Menggunakan tepung?"

Jayden tertawa menjawab pertanyaan neneknya. Rita pun tidak bisa  marah pada cucu kesayangannya itu. Bagaimana mungkin ia marah sedangkan Jayden sangat bahagia seperti ini?

"Ibu?"

"Ayah!"

Apalagi ini Tuhan!

Setidaknya Alexa berpikir kalau ini merupakan hari sialnya. Bagaimana tidak? Nenek, lalu sekarang suara barusan yang dipanggil Jayden dengan panggilan 'ayah' menambah keinginan Alexa kalau 'pintu kemana saja' Doraemon itu benar-benar ada!

Kali ini Alexa benar-benar tidak berbalik badan. Badannya seolah terpaku pada pijakan.

***

Ambil napas, buang! Ambil napas, buang!

Kata-kata yang dirapalkan Alexa didalam hatinya--sambil melakukannya berkali-kali. Dirinya sedang menyiapkan roti yang telah dibuatnya bersama Jayden ke ruang keluarga. Sudah ada nenek dan ayah Jayden di sana.

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang